Amat Sangat Luasnya Ampunan Allah |
Siapakah diantara kaum Muslimin yang tidak tahu kebejatan, kekejaman, kesombongan dan sifat-sifat buruk lainnya dari seseorang yang waktu itu berkuasa di negeri Mesir dan sampai kepada puncak kemaksiatannya adalah ia mengaku dirinya sebagai tuhan, ucapnya :
فَقَالَ أَنَا۠ رَبُّكُمُ ٱلْأَعْلَىٰ
"(Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi" (QS. An Naazi'at : 24).
Ya benar orang tersebut adalah Fir'aun, sangat banyak sekali ayat-ayat Rabb kita yang Maha Suci dan Maha Tinggi mengisahkan segala tindak tanduk yang buruk dan busuk serta kesewenang-wenangannya kepada orang-orang yang beriman, yang layak dicatat sebagai tragedi kemanusian terbesar yang ada di muka bumi ini.
(Baca Juga : 15 Keutamaan dan Fakta Masjidil Aqsha)
Akan tetapi..akan tetapi...
Tatkala ia diambang kehancuran, diambang kebinasaan, diambang kematiannya, pada waktu ditenggelamkan di laut merah...
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menceritakannya kepada kita :
لَمَّا أَغْرَقَ اللَّهُ فِرْعَوْنَ قَالَ : { آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ }، فَقَالَ جِبْرِيلُ : يَا مُحَمَّدُ، فَلَوْ رَأَيْتَنِي وَأَنَا آخُذُ مِنْ حَالِ الْبَحْرِ فَأَدُسُّهُ فِي فِيهِ ؛ مَخَافَةَ أَنْ تُدْرِكَهُ الرَّحْمَةُ "
"Tatkala Allah tenggelamkan fir'aun ia berkata : "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil" (QS. Yunus : 90).
Maka Jibril alaihi salam berkata : "Wahai Muhammad, seandainya engkau melihatku, aku mengambil lumpur laut, lalu aku sumpalkan ke mulut fir'aun karena khawatir ia mendapatkan rahmat" (HR. Tirmidzi, dihasankan Tirmidzi dan dikatakan shahih lighoirihi oleh al-albani)
Dalam riwayat lain :
إِنَّ جِبْرِيلَ كَانَ يَدُسُّ فِي فَمِ فِرْعَوْنَ الطِّينَ ؛ مَخَافَةَ أَنْ يَقُولَ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
"Jibril dulu pernah menyumpal mulut Fir'aun dengan tanah, khawatir ia mengucapkan "Laa Ilaaha Illallah" (HR. Ahmad, dishahihkan Ahmad Syakir).
Lihat!!! Betapa luasnya ampunan Allah, sehingga Jibril khawatir fir'aun mati dalam keadaan mengucapkan kalimat tauhid, yang menyebabkan ia mendapatkan ampunan dan rahmat Allah.
Lalu bagaimana lagi dengan seorang hamba yang menangis, merendah diri, mengiba dengan penuh rasa kasihan didepan pintu Ampunan dan Rahmat Allah, maka apakah mungkin Allah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun membiarkan hamba-Nya tersebut tanpa membawa ampunan dan karunia-Nya?
============
(Baca Juga : Makna Kemampuan Dalam Ibadah Haji)
Tulisan Al-Ustadz Abu Sa'id Neno Triyono hafidzhahullah
Sumber : https://www.facebook.com/abu.s.triyono.5/posts/126289075204720
EmoticonEmoticon