Istiwa Allah di Atas 'Arsy |
🔮Istiwa Allah Di Atas Arsy
Jika ada yang berkata : "Jika Allah ditunjuk ke arah atas berarti tidak boleh ditunjuk ke kanan, tidak boleh ditunjuk ke kiri, tidak boleh ditunjuk ke bawah..." zahir perkataan orang ini adalah Allah boleh ditunjuk kemana saja, atas, kanan, kiri, dan bawa serta segala arah... Benarkah ini? Aqidah siapakah ini?
Apakah benar Istiwa Allah di langit adalah keyakinan Yahudi?
Imam Abu Sa'id Utsman bin Sa'id Ad-Darimiy berkata dalam Kitab Ar-Radd alal Jahmiyyah :
باب استواء الرب تبارك وتعالى على العرش وارتفاعه إلى السماء وبينونته من الخلق وهو أيضا مما أنكروه
Bab Istiwa Allah di atas Arsy dan tinggi di langit dan terpisah dari makhluk2-Nya, dan ini termasuk hal yang mereka (Jahmiyyah) ingkari
(Baca Juga : Lebih Utama Menuntut Ilmu Atau Berdakwah?)
Imam Abu Sa'id Ad-Darimiy berkata ketika menukil perkataan Jahmiyyah : Kelompok ini (Jahmiyyah) menetapkan ayat2 ini (tentang Istiwa) dengan lisan-lisan mereka dan mengaku bahwa mereka beriman dengan ayat2 tsb kemudian mereka menyelisihi dakwaan mereka sendiri dengan dakwaan yang lain dan mereka berpendapat : "Allah di semua tempat tidak ada sesuatu apapun yang kosong dari-Nya"
Beliau membawakan dalil2 dari Qur an dan Sunnah tentang Istiwa Allah kemudian berkata:
"Hadits-hadits dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan dari para Sahabat dan Tabi'in serta orang-orang setelah mereka lebih banyak dari apa yang tercakup dalam kitab ini hanya saja kami meringkasnya dalil2 yang dapat dijadikan dalil bagi orang yang berakal bahwasanya SELURUH UMAT BAHKAN UMAT-UMAT TERDAHULU TIDAK RAGU SAMA SEKALI DALAM MENGENAL ALLAH BAHWA DIA DI ATAS LANGIT-LANGIT TERPISAH DARI MAKHLUK-MAKHLUK-NYA KECUALI KELOMPOK INI YANG MENYIMPANG DARI KEBENARAN YANG MENYELISIHI QUR'AN DAN SEMUA PERANGKAT ILMU BAHKAN BANYAK ORANG KAFIR DARI UMAT-UMAT YANG MENGETAHUI HAL TSB,
Fir'aun berkata : "Wahai Haman bangunkan untukku bangunan yang tinggi agar aku bisa sampai ke pintu-pintu * Pintu-pintu langit sehingga aku bisa melihat Tuhannya Musa"(QS Az-Zumar:36-37)
Adapun di antara dalil2 tentang Istiwa Allah adalah :
📝 Adapun ayat Qur an di antaranya firman Allah :
... ثم استوى إلى السماء...
... Kemudian istiwa di langit... (QS Al-Baqarah : 29)
Imam Ibnu Abi Hatim dalam Tafsir nya : 1/75
حدثنا عصام بن رواد ثنا آدم أبو جعفر عن الربيع عن أبي العالية في قوله : ثم استوى إلى السماء يقول : ارتفع. روي عن الحسن والربيع بن أنس مثله
'Isham bin Rawwad telah menyampaikan kepada kami, Adam Abu Ja'far telah menyampaikan kepada kami, dari Ar-Rabi' dari Abul-'Aliyah tentang firman Allah :
"Kemudian istiwa di langit" beliau berkata : "Tinggi", diriwayatkan yang semisal (yakni makna istiwa = tinggi) dari Hasan (Al-Bashriy) dan Rabi' bin Anas.
📝Adapun hadits di antaranya adalah hadits Nabi صلى الله عليه وسلم yang shahih dari Ibnul-Hakam ia berkata : Aku datang ke Rasulullah صلى الله عليه وسلم lalu aku berkata : Wahai Rasulullah aku memiliki budak wanita yang biasa menggembala kambing, aku datangi ternyata ia kehilangan 1 kambing lalu aku bertanya dan ia berkata : Dimakan oleh serigala, lalu aku marah dan aku adalah dari anak-anak Adam (yakni bisa marah) lalu aku menampar wajahnya dan aku harus membebaskan budak apakah aku bebaskan ia? Lalu Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata kepadanya : "Dimana Allah?" Budak wanita berkata : "Di langit" lalu bertanya : "Siapa aku?", Ia berkata : "Engkau adalah Rasulullah" lalu Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda : "Bebaskan dia" (HR Mâlik dalam Muwattha : 615/2875, Ahmad :23762, Muslim : 535, Abu Dawud : 3282, Ad-Darimiy dalam Ar-Radd alal Jahmiyyah, dalam lafaz selain Muwattha dan Ar-Radd alal Jahmiyyah ada tambahan : "... sesungguhnya ia (budak) beriman"
(Baca Juga: Manfaat dan Etika Mengkritik)
Imam Ad-Darimiy kemudian menjelaskan setelah meriwayatkan hadits ini : "Pada hadits Rasulullah صلى الله عليه وسلم ini merupakan dalil bahwa apabila seseorang tidak mengetahui bahwa Allah di atas langit dan bukan di bumi, maka ia bukan mukmin, seandainya Ian budak lalu dibebaskan maka tidak sah untuk (pembebasan) budak beriman (sebagai kaffarat, misalnya) karena Ian tidak mengetahui bahwa Allah di langit, tidakkah engkau lihat bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم jadikan tanda iman nya budak wanita tsb adalah : ia mengetahui bahwa Allah di atas langit" (Ar-Radd alal Jahmiyyah : hal 108).
📝 Adapun atsar Sahabat di antaranya perkataan Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagaimana yang Ibnu Umar رضي الله عنهما riwayatkan : "Ketika wafatnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم, Abu Bakar berkata :" Wahai manusia jika Muhammad adalah tuhan yang kalian ibadahi maka sesungguhnya tuhan kalian (yakni Nabi صلى الله عليه وسلم) telah wafat, dan jika Tuhan kalian adalah ALLAH YANG ADA DI LANGIT maka sesungguhnya Tuhan kalian tidak mati, kemudian beliau membaca ayat : "Tidaklah Rasulullah melainkan seorang Rasul sebagaimana Rasul-rasul yang telah lalu, apakah jika ia meninggal atau terbunuh, kalian akan kembali ke belakang (yakni murtad)... QS Ali Imran :144 (Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abi Syaibah : 13/38018, Al-Bazzar : 1/103, Ad-Darimiy dalam Ar-Radd alal Jahmiyyah :32 hal 121, dan ini lafaz beliau)
Dan juga perkataan Abdullah bin Mas'ud : "Antara langit dunia dan yang setelahnya jarak 500 tahun (perjalanan), dan antara dua langit sejauh 500 tahun perjalanan, dan antara langit ke tujuh dengan Kursiy sejauh 500 tahun (perjalanan), dan antara Kursiy dengan air sejauh 500 tahun, dan Arsy berada di atas air, dan ALLAH DI ATAS ARSY dan Dia mengetahui apa yang kalian lakukan " (Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Ad-Darimiy dalam Ar-Radd alal Jahmiyyah : no 35, Ibnu Khuzaimah dalam Kitabut-Tawhid : 138 dan 139,Ath-Thabaraniy dalam Mu'jam Kabir : 8987 dengan sanad yang hasan).
📝Adapun perkataan para Salafusshalih dari kalangan Tabi'in dan Tabi'ut-tabi'in maka sebagaimana yang dinukil dari Hasan Al-Bashriy, Abul-'Aliyah dan Rabi' bin Anas ketika menafsirkan Al-Baqarah :29.
Imam Adz-Dzahabiy menukil dengan sanadnya hingga Imam Al-Baihaqy dalam kitab beliau : Al-Asma was-Shifat dan bersambung hingga Imam Al-Awza'i Ian berkata :
كنا - والتابعون متوافرون - نقول : إن الله تعالى فوق عرشه، ونؤمن بما وردت به السنة من صفاته
Dahulu ketika Tabi'in masih banyak kami mengatakan : Sesungguhnya Allah تعالى di atas Arsy-Nya dan kami beriman terhadap riwayat yang ada di dalam Sunnah tentang Sifat-Sifat-Nya" (Siyar : 6/550).
(Baca Juga : Jadikan Negeri Ini Aman)
Imam Abdullah bin Imam Ahmad bin Hanbal dalam Kitab As-Sunnah war-Radd alal Jahmiyyah dalam Bab :
باب ما ورد في صفات الباري عز وجل والرد على الجهمية
Bab Riwayat Tentang Sifat Allah dan Bantahan Terhadap Jahmiyyah
Beliau meriwayatkan dengan sanadnya hingga Imam Yazid bin Harun ketika ditanya : Siapakah Jahmiyyah? Beliau berkata : Barangsiapa yang menganggap bahwa ayat : "Ar-Rahman (Allah) istiwa di atas Arsy" menyelisihi dengan apa yang ada pada hati-hati orang awam, maka ia adalah Jahmiy".
✒ Maraji' : Tafsir Ibnu Abi Hatim, Ar-Radd alal Jahmiyyah karya Imam Abu Sa'id Ad-Darimiy, As-Sunnah karya Imam Abdullah bin Imam Ahmad bin Hanbal, dan Siyar A'lamin-Nubala karya Imam Adz-Dzahabiy.
Tulisan Al-Ustadz Varian Ghani Hirma, BA hafidzhahullah
Sumber : https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=728769117332946&id=100005995935102
EmoticonEmoticon