11 Pelajaran Aqidah dari Puasa dan Ramadhan |
1. Mengimani Tauhid Uluhiyyah, dengan mengikhlaskan puasa hanya karena Allah, inilah pondasi puasa seorang hamba. Puasa merupakan amalan rahasia antara hamba dan Allah, maka ini wujud dari keimanan dia kepada Allah.
sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ ، الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ ، فَإِنَّهُ لِي ، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي
"Semua amalan anak Adam pahalanya akan dilipatkan gandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus". Allah berfirman : "Kecuali puasa. Ia untukKu dan Aku yang akan membalasnya, Sesungguhnya ia menahan syahwatnya dan tidak makan karena Aku". (HR. Bukhari no. 1904 dan Muslim no. 1151).
(Baca Juga : Manhaj Salaf Adalah Jalan Kebenaran)
2. Mengimani Tauhid Rububiyyah bahwa Allah yang memberi makan dan minum orang yang lupa disiang hari, ini merupakan tadbir Allah kepada hambaNya.
sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
مَنْ نَسِىَ وَهُوَ صَائِمٌ فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاهُ
"Siapa yang lupa sedangkan ia berpuasa kemudian makan atau minum maka hendaklah ia meyempurnakan puasanya, sesungguhnya Allah yang memberinya makan dan minum". (HR. Bukhari no. 1155 dan Muslim no. 6669).
3. Mengimani Tauhid Asma' wa shifat bagi Allah, bahwa Allah memiliki nama Al Ghafur dan sifatnya Maghfirah, karena dengan berpuasa di siang hari dan shalat tarawih di malam hari maka Allah akan ampuni dosa-dosa hambaNya.
sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Siapa yang berpuasa ramadhan dengan iman dan mengharap pahala niscaya akan diampuni dosa dosanya yang telah lalu". (HR. Bukhari no. 2014 dan Muslim no. 760).
dan sabdanya :
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Siapa yang mendirikan shalat ramadhan (terawih) dengan iman dan mengharap pahala niscaya akan diampuni dosa dosanya yang telah lalu". (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).
4. Mengimani nama Allah Ar Rahman dan sifatnya Ar Rahmah, Allah perintahkan berpuasa tapi disisi lain Allah memberikan rukhsah (keringanan) bagi yang tidak mampu untuk berbuka, ini merupakan bentuk rahmah Allah kepada hamba hambaNya.
diantara keringanan adalah bagi musafir, sebagaimana dalam hadits beliau :
عَنْ حَمْزَةَ بْنِ عَمْرٍو الأَسْلَمِىِّ أَنَّهُ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَجِدُ بي قُوَّةً عَلَى الصِّيَامِ في السَّفَرِ فَهَلْ عَلَىَّ جُنَاحٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : هي رُخْصَةٌ مِنَ اللَّهِ فَمَنْ أَخَذَ بِهَا فَحَسَنٌ، وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَصُومَ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ
Dari Hamzah bin Amru Al Aslamiy bahwa ia berkata : Wahai Rasulullah aku mendapati kekuatan untuk berpuasa ketika safar, apakah aku berdosa? Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab : (berbuka) itu adalah keringanan dari Allah maka barangsiapa yang mengambil keringanan tersebut adalah baik, dan barangsiapa yang mau berpuasa maka tidak mengapa". (HR. Muslim no. 1121).
5. Meyakini dan menetapkan Syafaat pada hari kiamat.
sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، يَقُولُ الصِّيَامُ : أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ . وَيَقُولُ الْقُرْآنُ : مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ . قَالَ : فَيُشَفَّعَانِ
"Puasa dan Al Quran akan memberi syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat, (pahala) Puasa berkata : wahai Tuhan, hamba ini telah menahan diri dari makan dan syahwatnya di siang hari maka berilah ijin kepadaku untuk memberi syafaat kepadanya. (pahala) Bacaan Al Quran berkata : hamba ini tidak tidur malam karena membaca Al Quran maka berilah ijin kepadaku untuk memberi syafaat kepadanya. maka keduanya memberikan syafaat". (HR. Ahmad no. 6626 dan dishahihkan Syaikh Al Albani dalam shahihul jami' no. 3882).
6. Beriman kepada Al Quran yang Allah turunkan kepada NabiNya shallallahu alaihi wasallam. dan mengimani sifat tinggi bagi Allah, berada di atas Arsy yang telah menurunkan Al Quran.
sebagaimana firmanNya :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ
"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)". (Qs. Al Baqarah : 85).
(Baca Juga : 12 Ayat Al-Quran Tentang Masjid)
7. Mengimani dan menetapkan sifat Thayyib (Maha Baik) bagi Allah.
Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا
"Sesungguhnya Allah itu Maha baik dan tidak menerima, kecuali sesuatu yang baik". (HR. Muslim no. 1015).
dan sabda beliau :
وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَخُلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ
"Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tanganNya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada aroma minyak kasturi". (HR. Bukhari no. 1894 dan Muslim no. 1151).
8. Beriman adanya Jin dan syaithan.
sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
"Apabila datang ramadhan maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syaithan-syaithan dibelenggu". (HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim mo. 1079).
9. Beriman bahwa Allah bershalawat kepada orang orang yang makan sahur.
sebagaimana sabda beliau :
إنَّ اللهَ ومَلائِكتَهُ يُصَلُّونَ عَلى المُتسَحِّرِين
"Sesungguhnya Allah dan malaikat bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur". (HR. Ahmad no. 11101 dan Ibnu Hibban no. 3467 dan dishahihkan Syaikh Al Albani dalam shahih at targhib no. 1070).
Shalawat Allah kepada hamba-hambaNya berarti pujian Allah kepada mereka.
10. Beriman kepada hari akhir.
sebagaimana sabda beliau shallallahu alaihi wasallam :
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
"Bagi orang yang berpuasa mendapatkan dua kebahagiaan, bahagia apabila dia berbuka puasa dan bahagia apabila berjumpa Allah dengan membawa puasanya". (HR. Bukhari no. 1894 dan Muslim no. 1151)
11. Mengimani adanya Surga dan pintunya yang bernama Ar Rayyan khusus bagi orang yang berpuasa.
sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
إِنَّ في الْجَنَّةِ بَاباً يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مَعَهُمْ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، يُقَالُ: فَإِذَا دَخَلَ آخِرُهُمْ أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
"Sesungguhnya di surga ada satu pintu yang disebut dengan ar rayyan, orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat akan masuk melalui pintu tersebut, tidak ada orang selain mereka yang memasukinya. Jika telah masuk orang terkahir yang puasa ditutuplah pintu tersebut". (HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152).
(Baca Juga : Bolehkah I'tikaf di Musholla?)
Semoga dengan ini Aqidah dan Ibadah kita semakin kuat dan diberikan istiqamah, serta puasa kita diterima oleh Allah.
WaAllahu A'lam.
📚diringkas dari :
~masaail 'aqadiyah fis shiyam, Mar'id bin Abdillah As Syumariy.
~tahqiq at tauhid fi shiyam ramadhan, DR. Adnan Musthafa.
📝@/Solo/11/05/19
#Masjid_AlQamar_Purwosari
#Mushalla_PLTS_Mojo_9
#Masjid_KPPN_Selamet_Riyadi
#Selamat_berpisah_Ramadhan_وداعا_رمضان
Tulisan Al-Ustadz Muhammad Alif, Lc hafidzhahullah
Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=448696292366705&id=100016790144202
EmoticonEmoticon