Puasa Sunnah di Bulan Muharram dan Puasa Asyura |
بسم الله الرحمن الرحيم
✳Memperbanyak Puasa Sunnah Di Bulan Muharram
Telah datang dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
"Seutama-utama puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram."
(HR.Muslim)
Berdasarkan hadits ini para ulama dari Fuqaha Empat Madzhab menganjurkan untuk berpuasa di Bulan Muharram.
📒(Asy-Syãmil Limasãilish-Shiyãm:333)
Berkata Al-Wazir Ibnu Hubairah rahimahullah:
ﻓﻲ ﻫﺬا اﻟﺤﺪﻳﺚ ﻣﺎ ﻳﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﻓﻀﻴﻠﺔ ﺷﻬﺮ اﻟﻤﺤﺮﻡ، ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﺇﻧﻪ ﺃﻭﻝ اﻟﻌﺎﻡ ﻓﻴﺴﺘﻘﺒﻠﻪ ﺑﺎﻟﻌﺒﺎﺩﺓ، ﻓﻴﺮﺟﻰ ﺑﺬﻟﻚ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻜﻔﺮا ﻟﺒﺎﻗﻲ اﻟﻌﺎﻡ،
Pada hadits ini menunjukkan keutamaan bulan Muharram, yang mana bulan ini adalah awal tahun maka disambut dengan ibadah, sehingga diharapkan dengan ibadah tersebut sebagai penggugur (dosa) pada sisa tahun tersebut.
📚(Al-Ifshãh:8/215)
(Baca Juga : 10 Hadits Keutamaan Surat Yasin)
Puasa sunnah di bulan Muharram adalah lebih utama dari puasa sunnah di selainnya menurut pendapat yang kuat berdasarkan hadits di atas.
Berkata Al-Imam An-Nawawi rahimahullah:
ﺗﺼﺮﻳﺢ ﺑﺄﻧﻪ ﺃﻓﻀﻞ اﻟﺸﻬﻮﺭ ﻟﻠﺼﻮﻡ
(Hadits ini) menegaskan bahwa bulan muharram adalah bulan yang paling utama untuk berpuasa (Sunnah).
📚(Syarh Shahih Muslim:8/55)
💬Oleh karena itu, barangsiapa yang memiliki kemampuan maka hendaklah dia memperbanyak puasa sunnah di bulan ini.
✴PUASA 'ASYURA
Selain disunnahkan memperbanyak puasa Sunnah di bulan Muharram, ternyata di bulan Muharram terdapat satu hari yang sangat dianjurkan untuk berpuasa, tepatnya pada tanggal 10 Muharram yang kita kenal dengan puasa Asyura.
Telah datang keutamaan puasa Asyura dari hadits Abu Qatadah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ditanya tentang puasa Asyura, maka beliau menjawab:
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
"Menghapus dosa-dosa setahun yang telah berlalu."
(HR.Muslim)
Dan hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma ia berkata:
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ
"Saya tidak melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bermaksud berpuasa pada suatu hari yang Beliau istimewakan dibanding hari-hari lainnya kecuali hari 'Asyura.
(HR.Al-Bukhari dan Muslim)
Tentang sunnahnya berpuasa Asyura adalah pendapat mayoritas ulama, dan ini adalah pendapat yang kuat dan benar berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan di atas dan dalil lainnya. Dan telah shahih dari sebagian sahabat diantaranya Ibnu Mas'ud dan Ibnu Umar radhiyallahu anhuma bahwa mereka tidak berpuasa Asyura, namun ini pendapat yang lemah.
➡Masalah:
Puasa Asyura tanggal 9 atau 10 Muharram?
Telah shahih dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma bahwa beliau ditanya tentang puasa Asyura, maka beliau menjawab:
إِذَا رَأَيْتَ هِلَالَ الْمُحَرَّمِ فَاعْدُدْ وَأَصْبِحْ يَوْمَ التَّاسِعِ صَائِمًا قُلْتُ هَكَذَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ قَالَ نَعَمْ
"Jika kamu telah melihat Hilal bulan Muharram, maka hitunglah, lalu berpuasalah pada hari ke sembilan." Aku (Alhakam ibnul-A'raj) bertanya: "Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa seperti itu?" Ia menjawab: Ya."
(HR.Muslim)
Berdasarkan hadits Ini Al-Imam Ibnu Hazm berpendapat bahwa puasa Asyura itu pada tanggal 9 Muharram.
📚 (Lihat Al-Muhalla:7/17)
Jawaban tentang masalah ini penulis bawakan ucapan Al-Allamah Ibnul-Qayyim rahimahullah:
"Siapa yang memperhatikan seluruh riwayat dari Ibnu Abbas maka jelaslah baginya tidak adanya masalah dan (menunjukkan) keluasan ilmu Ibnu Abbas. Sesungguhnya dia tidaklah menjadikan Asyura itu tanggal 9, namun dia berkata kepada penanya: berpuasalah pada tanggal 9, dan dia mencukupkan dengan pengetahuan penanya bahwa Asyuro adalah pada tanggal 10 yang mana semua orang menghitungnya sebagai hari Asyura. (Dalam hal ini) beliau memberikan arahan kepada penanya agar berpuasa pada tanggal 9 bersamaan dengan puasa Asyura, dan beliau mengabarkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berpuasa seperti itu."
📚(Zãdul-Ma'ãd:2/72)
Jadi, pemahaman yang benar dari hadits Ibnu Abbas di atas bahwa beliau memberikan arahan kepada penanya agar berpuasa tanggal 9 dan 10 sekaligus. Hal ini sebagai bentuk penyelisihan terhadap orang-orang Yahudi (sebagaimana penjelasannya pada masalah berikutnya).
(Baca Juga : 11 Ayat Al-Quran Tentang Surga 'Adn)
➡Masalah:
Puasa Tasu'ah bersamaan dengan Asyura
Puasa Tasu'ah yaitu puasa tanggal 9 Muharram yang dilakukan sebagai bentuk menyelisihi Yahudi yang berpuasa dan mengagungkan hari Asyura.
Telah datang dari hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma:
لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ عَاشُورَاءَ فَسُئِلُوا عَنْ ذَلِكَ فَقَالُوا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي أَظْفَرَ اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَبَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى فِرْعَوْنَ وَنَحْنُ نَصُومُهُ تَعْظِيمًا لَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ ثُمَّ أَمَرَ بِصَوْمِهِ
"Setibanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di Madinah, beliau mendapatkan orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Mereka ditanya tentang hal itu, lalu mereka menjawab: "Ini adalah hari di saat Allah memenangkan Musa 'alaihis salam dan Bani Isra'il atas Fir'aun. Dan kami berpuasa untuk mengagungkan hal itu." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kami lebih berhak kepada Musa daripada kalian." Kemudian beliau memerintahkan untuk berpuasa pada hari Asyura.
(HR.Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam sebagian riwayat para Sahabat radhiyallahu anhum berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ. قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang sangat diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nashrani." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada tahun depan insya Allah, kita akan berpuasa pada tanggal 9 (Muharram)." Ibnu Abbas berkata: belum tiba tahun depan hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam wafat.
(HR.Muslim)
Dan berkata Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma tentang puasa Asyura:
ﺧﺎﻟﻔﻮا اﻟﻴﻬﻮﺩ ﻭﺻﻮﻣﻮا اﻟﺘﺎﺳﻊ ﻭاﻟﻌﺎﺷﺮ
Selisihlah orang-orang Yahudi, dam berpuasalah pada tanggal 9 dan 10.
📚(Dikeluarkan oleh Abdur-Razzaq dalam Al-Mushannaf no.7839, Al-Baihaqi dalam Al-Kubra no.8404, sanadnya shahih)
Kesimpulan:
Sangat dianjurkan berpuasa tanggal 9 (Tasu'ah) dan 10 (Asyura). Ini adalah pendapat madzhab Syafi'iyyah dan Hanabilah.
📚(Lihat Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah:12/10)
▶Adapun pendapat yang mengatakan disunnahkannya berpuasa sehari sebelumnya (tanggal 9) dan sehari setelahnya (tanggal 11) adalah pendapat yang lemah.
Telah datang dari hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا
"Berpuasalah kalian pada hari Asyura dan selisihilah Yahudi, maka berpuasalah satu hari sebelumnya atau sesudahnya."
(HR.Ahmad no.2154, Ibnu Khuzaimah no.2095, dan selainnya)
Hadits ini lemah, dalam sanadnya terdapat:
-ibn Abi Laila yaitu Muhammad ibn Abdirrahman: Sayyiul-hifzh jidda (sangat jelek hafalannya). (At-Taqrib)
-Dawud ibn Ali yaitu Ibn Abdillah ibn Abbas, berkata Adz-Dzahabi:
Laisa bihujjah (tidak bisa dijadikan hujjah). (Al-Mizan:2/13)
Namun, jika seorang tidak sempat berpuasa tanggal 9, maka boleh baginya untuk berpuasa tanggal 11, karena maksud berpuasa pada tanggal 9 adalah untuk menyelisihi Yahudi, dan dengan berpuasa pada tanggal 11 tercapai maksud tersebut. Ini adalah pendapat sebagian Ulama Syafi'iyah.
📒 (Lihat Asy-Syamil Fi Masa'il Ash-Shiyam:338)
Dan juga jika seorang ingin berpuasa mutlaq karena ingin memperbanyak puasa sunnah maka boleh baginya berpuasa pada tanggal 11 tersebut. Sebagaimana penjelasan di awal pembahasan.
➡Masalah:
Jika seorang hanya berpuasa Asyura saja
Sebagian ulama berpendapat makruh jika hanya berpuasa pada hari Asyura karena ada unsur menyerupai Yahudi. Ini adalah pendapat yang lemah. Telah datang hadits-hadits tentang motivasi berpuasa Asyura secara khusus sebagaimana disebutkan sebagiannya di atas. Dan keutamaan ini tetaplah ada sekalipun tanpa berpuasa Tasu'ah atau tanggal 11 bagi yang tidak sempat berpuasa Tasu'ah. Hanyalah disyariatkan puasa Tasu'ah sebagai bentuk penyelisihan terhadap orang-orang Yahudi, dan ini menunjukkan lebih utamanya berpuasa Tasu'ah dan Asyura dan tidak menunjukkan makruhnya berpuasa Asyura saja.
Berkata Syaikhul-Islam ibnu Taimiyyah rahimahullah:
ﻭﺻﻴﺎﻡ ﻳﻮﻡ ﻋﺎﺷﻮﺭاء ﻛﻔﺎﺭﺓ ﺳﻨﺔ ﻭﻻ ﻳﻜﺮﻩ ﺇﻓﺮاﺩﻩ ﺑﺎﻟﺼﻮﻡ
Puasa Asyura (keutamaanya) sebagai penggugur dosa setahun, dan tidak dimakruhkan berpuasa pada hari itu saja.
📚(Al-Fatawa Al-Kubra:5/378)
(Baca Juga : 16 Ayat Al-Quran Tentang Syafa'at)
وبالله التوفيق
🗓28 Dzul-Hijjah 1439
✍🏻Muhammad Abu Muhammad Pattawe,
🕌Darul-Hadits Ma'bar-Yaman
Tulisan Al-Ustadz Abu Muhammad Pattawe hafidzhahullah
Sumber: https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=412231082639561&id=100015580180071
EmoticonEmoticon