Matahari dan Bulan Masuk Neraka? |
AlQuranPedia.Org – Matahari dan bulan adalah di antara ciptaan Allah
Subhanahu Wa Ta’ala yang besar. Keduanya merupakan di antara tanda-tanda
kekuasaan Allah. Bahkan di dalam Al-Quran khusus dijadikan nama surat, yaitu
Surat Asy-Syams (Matahari) dan Surat Al-Qamar (Bulan). Penyebutan keduanya pun
sangatlah banyak di Al-Quran, terutama ketika membahas mengenai penciptaan,
kejadian hari kiamat, dan peristiwa-peristiwa penting lainnya.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan,
tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.
(Q.S. Fushshilat : 37)
Pada tulisan kali ini blog Al-Quran Pedia coba membahas mengenai
benarkah pada hari kiamat kelak matahari dan bulan dimasukkan ke dalam neraka
ataukah tidak. Mari kita simak penjelasannya di bawah ini.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ
ثَوْرَانِ مُكَوَّرَانِ فِي النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Matahari dan rembulan keduanya bangkit terlilit dalam neraka pada
hari kiamat.”
Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ath-Thahawi dalam
Musykilul-Atsar (1/66-67) dia
menyatakan: “Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Khuzaimah: “Telah bercerita
kepadaku Ma’li Ibnul Asad Al-Ammi: “Telah bercerita kepadaku Abdul 'Aziz bin
Al-Mukhtar, dari 'Abdullah Ad-Danaj yang menuturkan:
“Aku menyertai Abu Salamah bin ‘Abdurrahman duduk di masjid pada masa
Khalid bin ‘Abdullah bin Khalid bin Usaid. Dia menceritakan: “Lalu datang
Hasan, kemudian dia duduk menghampiri Abu Hurairah, lalu keduanya
bercakap-cakap. “Selanjutnya Abu Salamah mengatakan, “Telah bercerita kapadaku
Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: (lalu
dia menyebutkan hadits ini). Al-Hasan bertanya, “Apakah dosa keduanya?” Abu
Hurairah berkata, “Aku hanya menceritakan kepadamu dari Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam.” Al-Hasan kemudian diam.”
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam kitab Al-Ba’ts Wan-Nahyur.
Demikian pula Al-Bazzar, Ismail dan Al-Khathabi, semua dari jalur Yunus bin
Muhammad yang memberitahukan: “Telah bercerita kepadaku Abdul 'Aziz bin
Al-Mukhtar.”
Saya menilai: Hadits ini shahih sanadnya sesuai dengan syarat Bukhari.
Dia juga mengeluarkan dalam kitab Shahih-nya secara ringkas. Kemudian
mengatakan (2/304-305): “Telah bercerita kepadaku Musaddad, dia menuturkan:
“Abdulaziz bin Al-Mukhtar telah bercerita kepadaku dengan lafazh:
“Matahari dan bulan keduanya dililit (api) pada hari kiamat.”
Menurut Al-Bukhari kisah Abi Salamah dan Al-Hasan tidak ada, padahal
sebenarnya merupakan kisah shahih. Sedangkan bagi Khathib At-Tirbizi ada
kesangsian mengenai sanad dan kisah ini, sekiranya hadits itu adalah sekedar
berupa periwayatan hadits oleh Al-Hasan dari Abu Hurairah atau merupakan tanya
jawab antara mereka berdua. Dalam hal ini saya telah memperingatkannya dalam
catatan saya tentang kitab Khathib At-Tibrizi Miskayatul Mashabih (nomor:
5692).
(Baca Juga : 7 Ayat Al-Quran Tentang Insya Allah)
Hadits ini juga mempunyai syahid (hadits pendukung). Ath-Thayalisi
dalam Musnad-nya (2103) menuturkan: “Telah bercerita kepadaku Ad-Durust, dari
Yazid bin Aban Ar-Ruqasyi, dari Anas, ia menyadarkannya kepada Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam dengan lafazh:
“Sesungguhnya matahari dan rembulan keduanya bangkit terluka di
neraka.”
Hadits ini dari arah Ar-Ruqasyi, lemah sanadnya, sebab dia dinilai
dha’if, seperti juga Durust, tetapi Durust ada yang mengikutinya. Dan dari
jalan inilah Ath-Thahawi mengluarkan hadits tersebut. Juga Abu Ya’la (3/17/10),
Ibnu Addi (2/129), Abusy-syaikh dalam Al-Adhamah sepetti juga di dalam Allali
Al-Mashnu’ah (1/82) dan Ibnu Mardawaih sebagaimana disebutkan dalam Al-Jami
Ash-Shaghir dimana menambahkan:
“Jika mau Dia akan mengeluarkan keduanya dan jika mau Dia akan membiarkan
keduanya.”
Adapun hadits yang mengikuti (matabi’)
sebagaimana telah disyaratkan di atas, Abu Asy-Syaikh mengatakan: “Telah
berkata kepadaku Abu Ma’syur Ad-Darimi yang memberitahukan: “Telah bercerita
kepadaku Hudbah, dia mengatakan: “Telah bercerita kepadaku Hammad bin Salamah,
dari Yazid Ar-Raqasyi.”
As-Suyuthi berkomentar: “Ini adalah matabi’ (hadits yang mengikuti)
yang nyata”, yaitu seperti yang sudah dikatakan. Dan para perawinya adalah
tsiqah, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Araq dalam Tanzihusy-Syari’ah (1/190 cet. 1), yang dimaksud adalah selain
Ar-Raqasyi, sebab dia memang lemah (dha’if) seperti telah saya ketahui. Akan
tetapi tidak terlalu lemah, sehingga bisa juga dijadikan sebagai hadits pendukung.
Oleh karena itu, Ibnul Al-Jauzy menilai buruk memasukkan haditsnya di dalam
Al-Mashmu’at, karena ia bertentangan. Al-Jauzy memasukkan hadits tersebut dalam
Al-Wahiyat, hadits-hadits yang lemah tetapi tidak maudhu’. Namun semua itu pada
dasarnya merupakan kelalaiannya terhadap hadits Abu Hurairah, padahal
sebenarnya hadits ini adalah shahih. Wallahu a’lam.
Makna Hadits
Yang dimaksudkan hadits ini bukan seperti yang disinggung oleh
Al-Hasan Al-Bashri bahwa matahari dan rembulan itu ada di neraka dimana
keduanya disiksa di sana. Ingat! Sesungguhnya Allah tidak menyiksa makhluk yang
telah mentaati-Nya. Termasuk matahari dan rembulan, seperti yang telah
disyariatkan dalam firman Allah Ta'ala:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ
اللهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ وَالشَّمْسُ
وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ
النَّاسِ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ
“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang
ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan,
binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak
di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya.” (QS. Al-Hajj : 18)
Dalam ayat itu Allah Ta'ala memberitahukan bahwa yang berhak menerima
adzab dari-Nya adalah selain makhluk yang bersujud kepada-Nya di dunia,
sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Ath-Thahawi. Oleh karena itu, mengenai
matahari dan rembulan dilemparkan ke dalam neraka ada dua kemungkinan:
Pertama: Bisa jadi
keduanya merupakan bahan bakar neraka. Dalam hal ini Al-Isma’ili menyinggung:
“Tidak semestinya matahari dan bulan di dalam neraka menjalani siksa.
Karena sesungguhnya di dalam neraka juga ada malaikat, batu dan lain-lainnya
yang berfungsi untuk menyiksa penghuni neraka dan sebagai alat-alat penyiksaan.
Dan atas kehendak Allah, meskipun ada di neraka, mereka tidak merasa tersiksa.”
Kedua: Keduanya di neraka adalah untuk
menghajar orang-orang yang membantahnya. Al-Khathabi berkata:
“Keberadaannya di neraka bukanlah karena disiksa. Akan tetapi hendak
menghajar orang-orang yang dahulu menyembahnya ketika di dunia, agar mereka
mengetahui bahwa penyebahan mereka pada keduanya adalah batil, tidak benar.”
Saya menilai: Penafsiran di atas lebih dekat kepada lafazh hadits
apalagi didukung oleh hadits Anas menurut Abi Ya’la, seperti yang terdapat
dalam Al-Fath (6/214) yakni: “Orang-orang yang dahulu meyembahnya.” Namun saya
tidak melihat ini dalam Musnadnya. Wallahu a’lam.
Sumber : alquran-sunnah.com
Semoga bermanfaat.
Diselesaikan pada 12 Shafar 1440 Hijriyah/21 Oktober 2018 Masehi.
EmoticonEmoticon