Review Buku Kedahsyatan Dzikir Langit Asmaul Husna |
AlQuranPedia.Org – Beberapa waktu yang lalu, sekitar kurang
lebih satu tahun yang lalu, penulis mendapatkan hadiah buku dari salah seorang
teman. Mungkin teman penulis ini tahu kalau penulis sangat suka mengoleksi
buku-buku yang berkaitan dengan agama. Buku yang diberikan adalah sebanyak dua
buah, salah satunya berjudul, “Kedahsyatan Dzikir Langit Asmaul Husna Solusi
Segala Masalah” karya Sri Fauziah. Buku ini berukuran 13 x 19 dengan jumlah
halaman sebanyak 192 halaman. Penerbitnya Shava
Pustaka.
Pada tulisan kali ini Blog Al-Quran Pedia akan mereview dan
akan menjelaskan sedikit tentang buku tersebut. Sebagaimana yang ditulis di
buku ini, bahwa Sri Fauziah adalah “Guru lulusan IAIN Serang Banten. Beliau
aktif menjadi penulis sejak masa remaja. Kini di luar kesibukannya sebagai
guru, dia pun sudah berhasil menerbitkan beberapa buku berkisar agama ringan.
Harapannya adalah, dengan karya-karya islaminya ini, bisa menjadi dakwah lewat
tulisan. Puteri ketiga dari tujuh bersaudara ini memberikan pengajaran bahasa
Arab di tingkat Sekolah Menengah Atas. Dia pun banyak membina siswa-siswi yang
suka dan ingin mendalami pengetahuan khazanah keagamaannya lewat bimbingan
Rohani Siswa”. -selesai kutipan-.
Penulis tidak mengenal siapa penulisnya. Tapi tampaknya
memang beliau suka menulis. Baiklah langsung saja kita bahas bukunya. PERTAMA, buku tersebut memuat
amalan-amalan menggunakan asmaul husna yang tidak ada contohnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
amalan-amalan tersebut juga tidak memiliki landasan baik itu ayat Al-Quran dan
hadits-hadits nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Contohnya adalah seperti yang
disebutkan pada hal 7, “Jika seorang
muslim, mengamalkan atau membaca Ya Rahmaan setelah selesai menunaikan shalat
fardhu, maka insya Allah atas rahmat dan izin-Nya, segala sifat lalai serta
lupa akan dihilangkan dari dirinya. Selain itu juga, bilamana Ya Rahmaan dibaca
sebanyak 500 kali setelah selesai menunaikan shalat lima waktu, insya Allah,
Allah akan membuat hatinya tenang dan tenteram.” Amalan ini sama sekali
tidak ada landasannya dari Nabi, dan amal apa saja yang tidak ada landasan
dalil dan hujjahnya, maka amal tersebut tertolak.
“Barangsiapa
melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut
tertolak”. (HR. Muslim no. 1718)
Bahkan kami katakan, seluruh amalan 99 asmaul husna pada
buku ini adalah bid’ah, tidak ada
asalnya, tidak ada contohnya dari Nabi dan tidak ada landasan dalilnya. Kalau
pun ada maka hujjahnya lemah dan tidak bisa dipakai untuk amal.
Contoh lainnya adalah sebagaimana yang disebutkan pada hal
59, “Jika seorang muslim merasa berdosa
oleh karenanya ia merasa berat di dalam hatinya, dengan membaca yaa Ghafuur
sebanyak 100 kali setelah shalat jum’at, penderitaannya akan hilang dan jika
Allah meizinkan, Dia akan mengampuni dosa itu. Jika seseorang sering
mengamalkan Asma Allah ini maka marabahaya dan duka cita akan menjauh darinya,
Insya Allah. Disamping itu Allah SWT akan memberikan keberkahan pada
kekayaannya dan keturunannya. Orang yang menyebutnya sebanyak tiga kali yaa
Rabb Aghfirli Al-Ghafuur ketika sujud maka Allah SWT akan mengampuni dosanya
yang telah lalu dan yang akan datang.”
Contoh lainnya lagi adalah sebagaimana yang tertulis pada
hal 118, “Jika seorang yang membaca asma
Allah ini dalam keadaan mempunyai wudhu sebanyak 19 kali setelah selesai
mengerjakan shalat subuh, maka semua doanya akan dikabulkan, Insya Allah. Jika
seseorang yang duduk sendirian ditempat yang sunyi dengan membaca Asma Allah
ini sebanyak 1.000 kali, merenung artinya mencoba merasakan kesatuan pada
wujudnya, beberapa hal mengenai inti batin dapat dimanifestasikan.”
Dan lain-lainnya semua amal tersebut adalah batil dan bid’ah
(tidak ada contohnya).
KEDUA, di
setiap selesai satu asmaul husna maka akan diberikan satu hadits sebagai penutup.
Contohnya adalah seperti yang disebutkan pada hal. 58, “Cukuplah seseorang dikatakan jahat jika ia menghina saudara sesama
muslim. (HR. Muslim)”. Contoh lainnya seperti yang dimuat pada hal. 139, “Dari Ummu Farah ra, ia berkata Rasulullah
SAW ditanya, “amal apakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Shalat pada
awal waktunya” (HR. Abu Dawud)”. Dan lain sebagainya.
Kami tidak memungkiri bahwa hadits-hadits yang dimuat
tersebut banyak memuat hadits yang diterima, baik itu hadits shahih maupun
hadits hasan. Jadi kami tidak menyalahkan hadits shahih yang dibawa pada buku
tersebut, namun amal-amal yang tidak ada contohnya dan tidak ada dalilnya
itulah yang dipermasalahkan. Karena perbuatan tersebut adalah perbuatan bid’ah,
perbuatan yang dibenci Allah dan Rasul-Nya dan dapat memadamkan cahaya sunnah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
KETIGA, di
akhir buku dituliskan berbagai macam doa seperti doa sakaratul maut, doa
melihat jenazah, doa bila ditimpa bermacam-macam kesusahan, doa menengok orang
sakit, doa menghadapi orang yang sakit, doa mohon dijauhkan dari sakit mata dan
lain sebagainya.
Doa-doa ini juga tidak ada dalilnya baik Al-Quran dan Sunnah
yang shahih. Jadi tidak boleh mengamalkan doa-doa tersebut, terlebih lagi tidak
ada dalilnya dan hujjahnya. Cukuplah bagi kita doa-doa yang diajarkan Allah dan
Rasul-Nya melalui Al-Quran dan hadits-hadits yang shahih.
KESIMPULANNYA,
dari pembahasan singkat kita, maka dapat kita simpulkan buku ini sangat-sangat tidak direkomendasikan.
Alasannya adalah buku ini memuat amal-amal yang tidak ada contohnya dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak adda dalilnya baik dari Al-Quran ataupun
hadits. Amal-amal tersebut batil bahkan sangat batil.
Lalu bagaimana dengan hadits-hadits shahih yang terdapat di dalam
buku tersebut? Kami katakan, bahwa betul ada terdapat hadits-hadits shahih di
dalamnya, akan tetapi tidak boleh kita mencampurkan yang haq dan yang batil.
Dan
janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu
sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah : 42)
Jadi meskipun di dalamnya terdapat
kebenaran, namun di dalamnya juga terdapat banyak kebatilan dan kesesatan.
Daripada kita mendapatkan ilmu tapi tercampur kejelekan lebih baik kita tidak
mendapatkannya sama sekali. Kita takut ilmu kita tercampur hal-hal yang tidak
baik dan mengandung kesesatan. Cukuplah bagi kita karya-karya para asatidz kita
dan para ulama kita yang -insya Allah- penuh dengan ilmu dan dalil-dalil yang
kuat.
Kalau buku yang berkaitan dengan Asmaul
Husna ada karya Fiqih Asmaul Husna karangan Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin
Al-Badr hafidzhahullah. Pada buku tersebut kita akan mengetahui amal-amal apa
saja yang sesuai dengan sunnah Rasulullah berkaitan dengan asmaul husna. Di dalam
buku tersebut juga dijelaskan berbagai penyimpangan orang yang mengamalkan
asmaul husna seperti yang terdapat pada buku karangan Sri Fauziah ini.
(Baca Juga : Islam Teroris, Al-Quran Berbahaya)
Cukup sekian pembahasan singkat kita tentang buku
Kedahsyatan Dzikir Langit Asmaul Husna. Semoga tulisan ini bermanfaat dan
menambah wawasan kita.
Diselesaikan pada 20 Dzulhijjah 1439 Hijriyah/1 September
2018 Masehi.
EmoticonEmoticon