Adab Bermain Media Sosial Dalam Islam |
AlQuranPedia.Org - Zaman yang semakin canggih membuat
teknologi semakin canggih pula. Semua orang dapat mengakses berita dan
informasi dengan begitu cepatnya. Begitu pula media sosial. Setiap orang pasti
memiliki media sosial, baik itu Facebook, Twitter, Instagram, Google+,
Pinterest, Path, Line, BBM, Whatsapp ataupun lain sebagainya. Islam sebagai
agama yang kompleks dan sempurna sudah mengatur segala aspek dalam kehidupan
kita.
Termasuklah di dalamnya mengenai media sosial. Meskipun pada
zaman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak ada Facebook dan lain
sebagainya, akan tetapi agama kita sudah mengatur segala hal, baik itu hal yang
paling kecil sampai hal yang paling besar. Karena pada dasarnya zaman yang
mengikuti Islam, bukan Islam yang mengikuti zaman.
Pada tulisan kali ini kita akan membahas mengenai adab dalam
bermain media sosial dalam Islam. Simak selengkapnya di bawah ini.
1. Merasa Diawasi
Allah
Sudah sepantasnya setiap muslim merasa diawasi oleh Allah
Ta’ala di mana saja dia berada. Karena pengetahuan Allah meliputi semuanya,
baik itu hal yang tampak ataupun yang tak tampak.
Dialah
yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di
atas ‘arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar
daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu
berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Hadiid : 4)
Mau kita bermain media sosial di tempat yang gelap, jauh dan
terpencil sekalipun, Allah tetap mengetahuinya. Allah melihat perbuatan
hamba-hamba-Nya, tidak ada yang terlewatkan.
Sesungguhnya
Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Hujuraat : 18)
Kita mengira bahwa kita bersembunyi dari
manusia lantas aman begitu saja? Demi Allah tidak. Mereka mungkin bersembunyi
dari manusia, tapi tidak akan mungkin bersembunyi dari Allah.
mereka
bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal
Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan
rahasia yang Allah tidak redlai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya)
terhadap apa yang mereka kerjakan. (Q.S. An-Nisaa’ : 108)
Jadi berhati-hatilah kalau kita melihat
foto-foto, video ataupun tulisan-tulisan di media sosial. Allah melihat kita.
Takutlah kepada Allah.
Sesungguhnya
orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka
akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. Al-Mulk : 12)
Pada ayat lain Allah Ta’ala berfirman,
Dan
adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari
keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). (Q.S.
An-Naazi’aat : 40-41)
2.
Hati-Hati Ada Malaikat di Kanan dan Kiri
Ingatlah bahwa di setiap kanan dan kiri kita
ada malaikat yang senantiasa mencatat apa yang kita lakukan.
(yaitu)
ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah
kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang
diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.
(Q.S. Qaaf : 17-18)
Mereka mencatat amal baik dan amal buruk
kita.
Padahal
sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu),
yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Infithaar : 10-12)
Kalau kita melakukan kebaikan di media
sosial, menasehati manusia ke jalan Allah, berdakwah, membagikan hal-hal
kebaikan, maka itu akan dicatat oleh malaikat di sisi kanan. Adapun kalau kita
mengupload foto selfie, mengumbar aurat, mengumbar kemesraan, terlebih lagi
terang-terangan membagikan fotonya bersama pacarnya, mengomentari dengan
keburukan, bergosip, bergunjing, memfitnah, bertengkar, mengadu domba, dan lain
sebagainya, maka itu akan dicatat malaikat di sisi kiri.
3. Semua Perbuatan
Kita di Media Sosial Akan Dimintai Pertanggung Jawaban
Ketahuilah saudaraku, bahwa semua perbuatan kita akan
dimintai pertanggung jawaban. Kita tidak hidup lantas mati begitu saja.
Apakah
manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung
jawaban)? (Q.S. Al-Qiyaamah : 36)
Kita akan ditanya tentang
postingan-postingan kita, apa-apa saja yang sudah kita lihat, apa saja yang
kita upload, apa saja yang kita “like”, “comment” dan “share”, apa saja yang
kita download, chat-chat kita, semuanya itu akan ditanyai Allah satu-satu.
kemudian
kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu
megah-megahkan di dunia itu). (Q.S. At-Takaatsur : 8)
Kita sendirian, tidak ada yang membantu
kita. Kita bertanggung jawab sendiri atas dosa ataupun perbuatan yang kita
lakukan.
Tiap-tiap
diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, (Q.S. Al-Muddatstsir :
38)
4. Media Sosial Kita
Kelak Akan Dihisab
Wahai saudara-saudariku sekalian. Semua media sosial kita,
semua akun kita. Kelak akan dihisab Allah Ta’ala satu per satu. Facebook kita,
Twitter, Instagram, YouTube, Line, BBM, Whatsapp, SMS, semuanya per huruf akan
dihisab Allah satu-satu. Media sosial kita dan smartphone kita kelak akan
berkata di hadapan Allah, mereka akan bersaksi atas apa saja yang telah kita
perbuat.
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
membaca ayat,
يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا
“Pada hari itu bumi
menceritakan beritanya.” (Q.S. Az-Zalzalah : 4)
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam lalu bertanya, “Apakah kalian tahu apa yang
diceritakan oleh bumi?”
Para sahabat
menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya
yang diberitakan oleh bumi adalah bumi jadi saksi terhadap semua perbuatan
manusia, baik laki-laki maupun perempuan yang telah mereka perbuat di muka
bumi. Bumi itu akan berkata, “Manusia telah berbuat begini dan begitu, pada
hari ini dan hari itu.” Inilah yang diberitakan oleh bumi.” (HR. Tirmidzi
no. 2429. Imam Abu 'Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib.
Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaliy dalam Bahjatun
Nazhirin, 1: 439)
Jadi ringankanlah hisab kita kelak. Gunakanlah media sosial
untuk kebaikan, jangan gunakan untuk maksiat dan dosa. Apakah kita tidak malu
kelak dibuka aib kita semua di hadapan Allah?
5. Jadikan Media
Sosial Ladang Pahala
Jadilah pelopor kebaikan dengan media sosial kita. Kalau
kita punya Facebook, buatlah postingan-postingan kebaikan, memerintahkan untuk
beramal sholih, melarang dari perbuatan dosa. Gabung di grup-grup dan saling
nasehat menasehati lah dalam kebaikan. Jangan menggunakan Facebook, Instagram,
Whatsapp dan lainnya untuk bermaksiat, bergunjing, bergosip, memfitnah,
menyebar foto-foto yang diharamkan, mengupload foto selfie dan foto-foto kita.
Semuanya akan ditimbang Allah kelak, kebaikan sekecil apapun akan dibalas
Allah, begitu pula keburukan/dosa sekecil apapun akan dibalas Allah.
Barangsiapa
yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (Q.S. Az-Zalzalah : 8)
Kalau kita menggunakan untuk kebaikan maka
media sosial bisa menjadi sumber pahala yang sangat banyak untuk kita di
akhirat. Contohnya kita memerintahkan orang sholat, mengingati orang untuk
berdzikir, mengingatkan agar jangan melakukan dosa, kalau ada orang yang
melakukan kebaikan melalui perantaraan kita, maka kita akan mendapatkan pahala
seperti yang mengerjakannya. Bayangkan kalau itu satu orang, kalau seratus
orang, kalau seratus orang?
Dari 'Uqbah bin
‘Amr bin Tsa’labah radhiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda, “Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan
mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no.
1893)
Ketahuilah saudaraku, kalau kita menyebarkan ilmu yang bermanfaat di
media sosial, menyebarkan kebaikan, selama kebaikan itu dikerjakan orang dan
dibagikan lagi ke orang lain, maka kita akan terus mendapatkan pahala yang
terus mengalir, meskipun kita sudah meninggal.
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Apabila manusia meninggal, amalnya akan terputus, kecuali 3 hal: ‘Sedekah
Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakannya.’ (HR. An-Nasa’i
3651 dan Tirmidzi 1376. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).
Begitu pula keburukan. Kalau kita menyebar keburukan, contohnya
menyuruh orang untuk meninggalkan sholat, menyuruh orang untuk bergosip,
menyuruh orang untuk merayakan tahun baru, melakukan maksiat dan dosa, maka
kita yang menyebar akan mendapatkan dosa seperti yang mengerjakannya.
Dalam hadis dari
Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam Islam, maka
dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan
keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR.
Muslim)
Contohnya kita mengupload foto-foto selfie, mengupload foto mengumbar
aurat, membuat postingan maksiat dan dosa, maka dosa kita akan terus mengalir
meskipun kita sudah meninggal.
Maka dari itu bijak-bijaklah kita menggunakan media sosial. Jadikan
media sosial ladang untuk menabung pahala. Sebar kebaikan, sebarkan ayat Al-Quran
dan hadits, larang orang berbuat dosa dan maksiat. Jangan gunakan media sosial
untuk melakukan dosa dan maksiat. Jangan gunakan media sosial untuk bergosip,
adu domba, bergunjing, memfitnah, yang malah akan memberatkan kita di akhirat
nanti. Sayang kalau kita sudah sholat, capek-capek puasa, bersedekah, haji,
umrah, banyak membaca Al-Quran, akan tetapi kita juga melakukan banyak maksiat
dan dosa tanpa sadar.
Wahai saudaraku, ingatlah bahwa siksaan neraka itu amatlah mengerikan.
Ingat bahwa Allah melihat apa saja perbuatan kita. Ingat bahwa selalu ada
malaikat kanan dan kiri yang mencatat perbuatan kita. Ingat bahwa kelak media
sosial dan handphone kita akan dihisab dan bersaksi atas kita. Kita mungkin
sepele, menganggap remeh masalah itu. Tapi ketika di akhirat, semuanya baru
menyesal dan mohon-mohon kepada Allah.
Dan, jika sekiranya kamu
melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di
hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan
mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal
saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin." (Q.S. As-Sajdah :
12)
Semoga bermanfaat.
Diselesaikan pada 5 Rabiul Akhir 1439 Hijriyah/24 Desember 2017
Masehi.
EmoticonEmoticon