Apa Sebenarnya Kursi Allah Itu? |
AlQuranPedia.Org - Ayat Kursi sebenarnya adalah Surah
Al-Baqarah ayat 255. Ayat Kursi adalah ayat yang paling agung dari seluruh ayat
di Al-Quran. Bahkan banyak hadits yang menyebutkan keutamaannya. Banyak juga
disebutkan hadits waktu-waktu utama dalam membaca ayat Kursi. Kenapa disebut
ayat Kursi, karena pada ayat tersebut kata “Kursi”.
اللَّهُ
لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ
عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ
وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Allah,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi
terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at
di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka
dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan
Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha
Besar. (Q.S. Al-Baqarah : 255)
Lalu ada yang bertanya, apakah Kursi Allah itu? Sebagian
ahli tafsir mengartikannya sebagai kekuasaan dan ilmu Allah. Akan tetapi
penafsiran ini tidak didukung dalil dan hadits sahih.
Adapun makna Kursi yang tepat adalah tempat Allah Ta’ala
meletakkan kedua kaki-Nya. Dalilnya sangatlah banyak.
Ahli tafsir sekaligus ulama di kalangan sahabat, yakni 'Abdullah bin
'Abbas radhiyallahu anhuma berkata, "Al-Kursi adalah tempat kedua kaki
(Allah), sedangkan Arsy tidak ada seorang pun yang dapat memperkirakan
ukurannya." (Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam kitab 'At-Tauhid'
(1/248, no. 154) Begitu pula Ibnu Abi Syaibah dalam 'Al-Arsy' (61), Ad-Darimi
dalam 'Ar-Radd Alal-Muraisy', Abdullah bin Imam Ahmad dalam 'As-Sunnah',
Al-Hakim dalam 'Al-Mustadrak' (2/282). Al-Hakim menyatakan shahih berdasarkan
syarat Bukhari dan Muslim serta disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi, riwayat ini
juga dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam 'Mukhtashar Al-'Uluw', hal. 102,
Ahmad Syakir dalam 'Umdatu Tafsir' (2/163)
Riwayat lain yakni,
Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu berkata, "Al-Kursi adalah
tempat kedua kaki, dia memiliki suara gesekan seperti seperti suara gesekan
kendaraan tunggangan." (Diriwayatkan oleh Abdullah bin Imam Ahmad dalam
kitab 'As-Sunah', Ibnu Abi Syaibah dalam 'Al-'Arsy' (60), Ibnu Jarir, Baihaqi
dan lainnya. Sanadnya dinyatakan shahih oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani
dalam Fathul Bari (8/47) serta oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam
'Mukhtashar Al-Uluw', hal. 123-124.)
Maka dari itu
makna yang tepat “Kursi” adalah tempat kedua kaki Allah Ta’ala. Mengenai kaki
Allah wajib kita imani karena hal itu terdapat pada hadits sahih.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda, "(Neraka) jahanam masih saja berkata, 'apakah
ada tambahan' hingga akhirnya Tuhan Pemiliki Kemuliaan meletakkan kaki-Nya.
Kemudian dia berkata, cukup, cukup, demi kemuliaan-Mu, lalu. Lalu neraka satu
sama lain saling terlipat." (HR. Bukhari, no. 6661 dan Muslim, no. 2848)
Hadits lain yakni
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Surga dan neraka saling berdebat. Neraka berkata, 'Aku mendapatkan
orang-orang yang sombong dan bengis.' Lalu surga berkata, 'Mengapa saya hanya
dimasuki oleh orang-orang yang lemah dan rendah.' Allah Tabaraka wa ta'ala
berkata kepada surga, 'Engkau adalah rahmat-Ku, denganmu aku rahmati hamba-Ku
yang aku suka.' Lalu Dia berkata kepada neraka, 'Engkau adalah azab-Ku,
denganmu aku mengazab hamba-Ku yang aku suka. Setiap dari keduanya akan penuh.
Adapun neraka tidak akan penuh kecuali setelah Allah meletakkan kaki-Nya, baru
dia berkata, 'cukup', 'cukup' maka ketika itu neraka akan penuh dan neraka satu
sama lain akan terlipat, dan Allah tidak akan menzalimi makhluknya satupun.
Adapun surga Allah akan ciptakan makhluk untuknya." (HR. Bukhari no. 4850)
Dalam riwayat lain,
"Adapun neraka, tidak penuh kecuali setelah Dia meletakkan kaki-Nya di
atasnya."(HR. Muslim no. 2847)
Adapun sifat Kursi Allah dan ciri-cirinya disebutkan dalam
sebuah atsar
Dari ‘Abdullah bin
Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, "Antara langit dunia dengan langit
berikutnya berjarak lima ratus tahun dan jarak antara masing-masing langit
berjarak lima ratus tahun. Antara langit ketujuh dengan Kursi berjarak lima
ratus tahun. Sedangkan jarak antara Kursi dengan air berjarak lima ratus tahun.
'Arsy berada di atas air, sedangkan Allah berada di atas 'Arsy. Tidak ada yang
tersembunyi bagi-Nya amal-amal kalian." (HR. Ibnu Khuzaimah dalam
At-Tauhid, hal. 105, Baihaqi dalam 'Al-Asma wa Ash-Shifat, hal. 401. Riwayat
ini dishahihkan oleh Imam Ibnul Qayyim dalam 'Ijtima Juyusy Islamiyah', hal.
100 dan Imam Adz-Dzahabi dalam 'Al-Uluw', hal. 64)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin
rahimahullah berkata, "Hadits ini mauquf, hanya sampai kepada Ibnu Mas'ud.
Akan tetapi ini termasuk perkara yang tidak mungkin disimpulkan oleh akal, maka
riwayat ini dihukumi sebagai marfu' (sampai dan bersumber dari Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam), karena Ibnu Mas'ud tidak dikenal suka mengambil
riwayat Israiliyat (riwayat dari Ahli Kitab)." (Al-Qaulul Mufid Syarh
Kitab Tauhid, 3/379)
Kita wajib mengimani tanpa mentakwil, karena itulah yang
terdapat pada nash hadits. Adapun bagaimana bentuk kaki Allah, itu kita tidak
boleh memikirkannya dan membayangkannya seperti kaki manusia. Allah berbeda
dari makhluk-Nya. Sama halnya Allah Maha Melihat tapi penglihatan-Nya berbeda
dengan penglihatan manusia.
Itulah pembahasan kita mengenai Kursi Allah. Semoga menambah
wawasan dan pengetahuan agama kita.
Semoga bermanfaat.
Diselesaikan pada 2 Rabiul Akhir 1439 Hijriyah/21 Desember
2017 Masehi.
EmoticonEmoticon