8 Adab Berdoa Sesuai Sunnah |
AlQuranPedia.Org – Berdoa adalah ibadah yang sangat agung.
Setiap sudah selayaknya memperbanyak doa kepada Allah. Karena Allah itu berbeda
dengan makhluk. Kalau makhluk semakin banyak kita meminta kepadanya, maka dia
semakin terasa berat dan bisa menimbulkan ketidaksukaan. Tetapi Allah Maha Kaya
lagi Maha Terpuji, Dia tidak membutuhkan kita tetapi kitalah yang
membutuhkan-Nya. Allah sangat suka orang-orang yang berdoa memohon kepada-Nya,
semakin banyak berdoa semakin suka Allah terhadap orang tersebut. Bahkan, Allah
sangat murka terhadap orang yang enggan berdoa kepada-Nya dan mencapnya sebagai
orang yang sombong, sampai-sampai Allah mengancamnya dengan neraka.
Dan
Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan
masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (Q.S. Al-Mu’min : 60)
1. Mengangkat tangan
Dari Salman radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Sesungguhnya Tuhan kalian itu Malu dan Maha Memberi. Dia malu
kepada hamba-Nya ketika mereka mengangkat tangan kepada-Nya kemudian hambanya
kembali dengan tangan kosong (tidak dikabulkan).” (HR. Abu Dawud dan
At-Tirmidzi dan beliau hasankan)
Adapun cara tangan saat berdoa adalah dengan
menggabungkannya
'Abdullah bin Abbas radhiyallahu ’anhuma mengatakan, bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berdoa, beliau menggabungkan kedua telapak
tangannya dan mengangkatnya setinggi wajahnya (wajah menghadap telapak tangan).
(HR. Thabrani)
2. Menghadap kiblat
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam ketika berada di Padang Arafah, beliau menghadap kiblat, dan beliau
terus berdoa sampai matahari terbenam. (HR. Muslim)
3. Memulai doa dengan
pujian kepada Allah
Dari Fadhalah bin
‘Ubad radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam keadaan duduk-duduk, masuklah seorang laki-laki. Orang itu
kemudian melaksanakan shalat dan berdo’a: ‘Ya Allah, ampunilah (dosaku) dan
berikanlah rahmat-Mu kepadaku.’ Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, ‘Engkau telah tergesa-gesa, wahai orang yang tengah berdo’a. Apabila
engkau telah selesai melaksanakan shalat lalu engkau duduk berdo’a, maka
(terlebih dahulu) pujilah Allah dengan puji-pujian yang layak bagi-Nya dan
bershalawatlah kepadaku, kemudian berdo’alah.’ Kemudian datang orang lain,
setelah melakukan shalat dia berdo’a dengan terlebih dahulu mengucapkan
puji-pujian dan bershalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya, ‘Wahai orang
yang tengah berdo’a, berdo’alah kepada Allah niscaya Allah akan mengabulkan
do’amu.’” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, hadits ini dishahihkan Syaikh Al-Albani)
4. Bersholawat kepada
Rasulullah
Dalilnya
seperti hadits Fadhalah bin ‘Ubad di atas. Ditambah lagi dari perkataan para
sahabat, di antaranya adalah:
‘Umar bin Khottob
radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Sesungguhnya doa itu diam antara langit dan
bumi, tidak naik ke atas hingga engkau bershalawat pada Nabimu shallallahu
‘alaihi wa sallam” (HR. Tirmidzi no. 486. Syaikh Al-Albani mengatakan hadits
ini hasan)
5. Berdoa di waktu
mustajab
Di antara waktu mustajab berdoa adalah sepertiga malam
terakhir
Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda, “Allah turun ke langit dunia setiap malam, ketika
tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ‘Siapa yang berdoa
kepada-Ku, Aku kabulkan, siapa yang meminta, akan Aku beri, dan siapa yang
memohon ampunan pasti Aku ampuni’.” (HR. Muslim)
Adapun waktu mustajab lainnya adalah:
a. Ketika turun hujan
b. Ketika perang berkecamuk
c. Ketika sujud (semua sujud, tidak hanya yang terakhir)
d. Sebelum salam dan sesudah membaca tasyahud akhir saat
sholat
e. Saat adzan berkumandang
f. Antara adzan dan iqomah
g. Setelah ‘Ashar pada hari Jum’at
h. Pada hari ‘Arafah
6. Bertawassul dengan
nama Allah (Asmaul Husna) atau dengan amal sholih
Katakanlah:
"Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu
seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah
kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan
carilah jalan tengah di antara kedua itu." (Q.S. Al-Israa’ : 110)
Hanya
milik Allah Asmaul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul
Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam
(menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang
telah mereka kerjakan. (Q.S. Al-A’raaf : 180)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering berdoa
dengan menyebut nama Allah Ta’ala.
Adapun dalil berdoa bertawassul dengan amal sholih adalah
sebagai berikut.
Dari Abu ‘Abdir
Rahman, 'Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, katanya: Aku mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada tiga orang
dari orang-orang sebelum kalian berangkat bepergian. Suatu saat mereka terpaksa
mereka mampir bermalam di suatu goa kemudian mereka pun memasukinya. Tiba-tiba
jatuhlah sebuah batu besar dari gunung lalu menutup gua itu dan mereka di
dalamnya. Mereka berkata bahwasanya tidak ada yang dapat menyelamatkan mereka
semua dari batu besar tersebut kecuali jika mereka semua berdoa kepada Allah
Ta’ala dengan menyebutkan amalan baik mereka.”
Salah seorang dari
mereka berkata, “Ya Allah, aku mempunyai dua orang tua yang sudah sepuh dan
lanjut usia. Dan aku tidak pernah memberi minum susu (di malam hari) kepada
siapa pun sebelum memberi minum kepada keduanya. Aku lebih mendahulukan mereka
berdua daripada keluarga dan budakku (hartaku). Kemudian pada suatu hari, aku
mencari kayu di tempat yang jauh. Ketika aku pulang ternyata mereka berdua
telah terlelap tidur. Aku pun memerah susu dan aku dapati mereka sudah tertidur
pulas. Aku pun enggan memberikan minuman tersebut kepada keluarga atau pun
budakku. Seterusnya aku menunggu hingga mereka bangun dan ternyata mereka
barulah bangun ketika Shubuh, dan gelas minuman itu masih terus di tanganku.
Selanjutnya setelah keduanya bangun lalu mereka meminum minuman tersebut. Ya
Allah, jikalau aku mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan wajah-Mu, maka lepaskanlah
kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini.” Batu
besar itu tiba-tiba terbuka sedikit, namun mereka masih belum dapat keluar dari
goa.
“Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, lantas orang yang lain pun berdo’a, “Ya Allah,
dahulu ada puteri pamanku yang aku sangat menyukainya. Aku pun sangat
menginginkannya. Namun ia menolak cintaku. Hingga berlalu beberapa tahun, ia
mendatangiku (karena sedang butuh uang). Aku pun memberinya 120 dinar. Namun
pemberian itu dengan syarat ia mau tidur denganku (alias: berzina). Ia pun mau.
Sampai ketika aku ingin menyetubuhinya, keluarlah dari lisannya, “Tidak halal
bagimu membuka cincin kecuali dengan cara yang benar (maksudnya: barulah halal
dengan nikah, bukan zina).” Aku pun langsung tercengang kaget dan pergi
meninggalkannya padahal dialah yang paling kucintai. Aku pun meninggalkan emas
(dinar) yang telah kuberikan untuknya. Ya Allah, jikalau aku mengerjakan
sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan wajah-Mu, maka lepaskanlah
kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini.” Batu
besar itu tiba-tiba terbuka lagi, namun mereka masih belum dapat keluar dari
goa.
“Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, lantas orang ketiga berdo’a, “Ya Allah, aku dahulu
pernah mempekerjakan beberapa pegawai lantas aku memberikan gaji pada mereka.
Namun ada satu yang tertinggal yang tidak aku beri. Malah uangnya aku kembangkan
hingga menjadi harta melimpah. Suatu saat ia pun mendatangiku. Ia pun berkata
padaku, “Wahai hamba Allah, bagaimana dengan upahku yang dulu?” Aku pun berkata
padanya bahwa setiap yang ia lihat itulah hasil upahnya dahulu (yang telah
dikembangkan), yaitu ada unta, sapi, kambing dan budak. Ia pun berkata, “Wahai
hamba Allah, janganlah engkau bercanda.” Aku pun menjawab bahwa aku tidak
sedang bercanda padanya. Aku lantas mengambil semua harta tersebut dan
menyerahkan padanya tanpa tersisa sedikit pun. Ya Allah, jikalau aku
mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan wajah-Mu, maka
lepaskanlah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi
kami ini”. Lantas goa yang tertutup sebelumnya pun terbuka, mereka keluar dan
berjalan. (HR. Bukhari no. 2272 dan Muslim no. 2743)
Cara berdoa dengan Asmaul Husna contohnya, “Ya Allah Ya
Razzaq berilah aku rezeki, Ya Allah Ya Ghofur berilah aku ampunan, Ya Allah Ya
Hakim, Ya Allah Ya Jabbar”
Cara berdoa dengan amal sholih contohnya, “Ya Allah aku
berdoa kepadamu dengan bacaan Al-Quranku, Ya Allah aku berdoa kepadamu dengan
sholat Dhuhaku”
7. Berdoa dengan
penuh keyakinan akan dikabulkan
“Sesungguhnya
mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan)
perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoakepada Kami dengan harap dan
cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (QS.
Al-Anbiyaa’: 90)
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Berdoalah kepada Allah dan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah,
sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai, dan lengah
(dengan doanya).” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan Syaikh Al-Albani)
8. Mengulang-ulang
doa
Disunnahkan mengulang-ulang berdoa 3 kali
Dari Ibnu Mas’ud
radhiyallahu anhu, ia berkata, "Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam selesai dari shalatnya, beliau mengeraskan suaranya, kemudian mendo’akan
kejelekan bagi mereka dan apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
berdo’a, beliau ulang sebanyak tiga kali dan apabila beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam memohon, diulanginya sebanyak tiga kali kemudian beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam berdo’a: ‘Ya Allah, atas-Mu kuserahkan kaum Quraisy, Ya
Allah, atas-Mu kuserahkan kaum Quraisy, Ya Allah, atas-Mu kuserahkan kaum
Quraisy.’" (HR. Bukhari dan Muslim)
Itulah berbagai adab dalam berdoa sesuai dengan tuntunan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga kita dapat mengamalkannya dan
menambah wawasan kita semua.
Semoga bermanfaat.
Diselesaikan pada 12 Dzulqaidah 1439 Hijriyah/25 Juli 2018
Masehi.
EmoticonEmoticon