5 Keutamaan Istighfar di Al-Quran |
AlQuranPedia.Org - Istighfar (mohon ampunan) adalah wajib bagi
setiap umat Islam. Terlebih lagi setiap anak Adam pasti pernah berbuat salah
dan dosa. Ketahuilah bahwa amalan berupa istighfar adalah amalan yang mulia,
amalan yang diperintahkan Allah Ta’ala, amalan yang dapat mendatangkan ampunan
Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tak peduli seberapa besar dosa yang kita lakukan,
seberapa banyak kesalahan kita, sebanyak apa kealpaan kita, maka istighfarlah.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun (Al-Ghaffar)
Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia
mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Q.S. An-Nisaa’ : 110)
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam saja, yang telah
dijamin surga Al-Firdaus, diampuni dosanya yang lalu maupun yang akan datang,
yang amalnya luar biasa banyak, penghulu umat manusia, tapi lidah beliau
senantiasa beristighfar kepada Allah Jalla Jalaluh.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada
Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari)
Di dalam riwayat lain, beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
“Wahai sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah
karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)
Pada tulisan kali ini kita akan membahas mengenai keutamaan
istighfar kepada Allah Ta’ala.
1. Barangsiapa
yang beristighfar kepada Allah, Allah akan memberikan nikmat yang baik,
terus-menerus kepadanya.
Allah Ta’ala berfirman,
dan
hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika
kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik
(terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan
memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan)
keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan
ditimpa siksa hari kiamat. (Q.S. Huud : 3)
2. Allah
tidak akan mengazab suatu negeri yang terdapat di dalamnya orang yang
beristighfar kepada Allah
Dan Allah
sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka.
Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.
(Q.S. Al-Anfaal : 33)
3. Allah
akan menurunkan hujan, memperbanyak harta dan anak-anak,memberikan kebun-kebun
dan sungai-sungai bagi orang yang beristighfar.
maka aku
katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah
Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (Q.S. Nuuh : 10-12)
4. Orang
yang beristighfar akan diberi rahmat
Dia
berkata: "Hai kaumku mengapa kamu minta disegerakan keburukan sebelum
(kamu minta) kebaikan? Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu
mendapat rahmat." (Q.S. An-Naml : 46)
5. Allah
akan menurunkan hujan yang deras sekali dan menambahkan kekuatan bagi
orang-orang yang beristighfar
Dan (dia
berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah
kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan
menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan
berbuat dosa." (Q.S. Huud : 52)
Itulah berbagai keutamaan istighfar yang
terdapat di dalam Al-Quranul Karim. Marilah kita perbanyak istighfar kepada
Allah Ta’ala. Dan
bacaan istighfar yang paling sempurna dan terbaik adalah penghulunya istighfar
–yakni- sayyidul istighfar. Sebagaimana yang terdapat dalam shohih Bukhari
dari Syaddad bin Aus radhiyallahu
‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda, “Penghulu istigfar adalah apabila engkau mengucapkan,
اَللَّهُمَّ
أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ،
وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا
صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ
لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Allahumma
anta robbi laa ilaha illa anta, kholaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika
wa wa’dika mastatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-u laka
bini’matika ‘alayya, wa abuu-u bi dzanbi, faghfirliy fainnahu laa yaghfirudz
dzunuuba illa anta [Ya Allah! Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak
disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku
akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari
kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui
dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa
kecuali Engkau].”
“Barangsiapa mengucapkannya pada siang hari dan meyakininya, lalu
dia mati pada hari itu sebelum waktu sore, maka dia termasuk penghuni surga.
Dan barangsiapa mengucapkannya pada malam hari dalam keadaan meyakininya, lalu
dia mati sebelum waktu pagi, maka dia termasuk penghuni surga.” (HR.
Bukhari no. 6306)
Semoga
tulisan ini menambah ilmu dan khazanah pengetahuan Islami kita, sehingga dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Diselesaikan
pada 12 Muharram 1439 Hijriyah/1 Oktober 2017 Masehi.
EmoticonEmoticon