Pujian Para Ulama Kepada Syaikh Al-Albani |
AlQuranPedia.Org
- Mungkin masih ada yang belum tau siapa itu Syaikh Al-Albani. Beliau merupakan
Asy-Syaikh, Al-'Alim, Al-'Allamah, Al-Muhaddits,
Al-Muhaqqiq, Al-'Ulama, Nashirussunnah, Qaami'ul bid’ah, Al-Faqih, Al-Imam,
Al-Mujaddid, Abu Abdirrahman Muhammad Nashiruddin bin Nuh Najati bin Adam
Al-Albani rahimahullah. Beliau biasa disebut dengan Syaikh Al-Albani dengan
nama kunyah Abu Abdirrahman.
Beliau dilahirkan pada tahun 1332 Hijriyah bertepatan dengan 1914
Masehi di kota Ashqadar yang merupakan ibu kota Albania di masa lalu. Ayah
beliau, Syaikh Nuh Najati adalah seorang ‘ulama terkemuka pada zamannya. Maka
dari itu Syaikh Al-Albani sudah mendapat ilmu agama sejak kecil dari ayahnya.
Guru-guru beliau di antaranya adalah ayah beliau sendiri (Syaikh Nuh Najati),
Syaikh Sa'id Al-Burhani, Syaikh Muhammad
Raghib At-Thabbakh, Syaikh Al-'Allamah Muhammad Bahjat Al-Baithar dan yang
lainnya.
Adapun murid beliau sangatlah banyak, di antaranya adalah :
1. Syaikh Abu Ishaq Al-Huwainy
2. Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i
3. Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Makhdali
4. Syaikh Muhammad Musa Alu Nashr
5. Syaikh Ali Hasan Al-Halabi
6. Syaikh Muhammad Ibrahim Syaibani
7. Syaikh ‘Abdurrahman Abdush Shomad
8. Syaikh Khalid Asyisy
9. Syaikh Ratib Nafakh
10. Syaikh Ahmad As-Sayyid Al-Khasysyab
11. Syaikh Zuhair Asy-Syawisy
12. Syaikh Khairuddin Wanli
13. Syaikh Salim Ied Al-Hilaly
14. Syaikh Akram Ziyadah
15. Syaikh Masyhur Alu Salman
13. Syaikh Salim Ied Al-Hilaly
14. Syaikh Akram Ziyadah
15. Syaikh Masyhur Alu Salman
Rahimahumullahu ta’ala. Dan masih banyak lagi yang lainnya
Adapun pada kali ini kita akan membahas
mengenai pujian-pujian para ‘ulama terhadap Syaikh Al-Imam Al-Albani
rahimahullah. Simak selengkapnya di bawah ini.
1. Syaikh Abdul Aziz bin Baz (Mantan Ketua Fatwa Lajnah Daimah Saudi
Arabia)
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ditanya tentang hadits Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam berikut, “Sesungguhnya Allah akan
membangkitkan pada pengujung tiap seratus tahun seseorang yang memperbarui
untuk umat ini agamanya.” (HR. Abu Dawud, shahih)
Beliau ditanya, “Siapakah pembaru pada abad ini?”
Beliau menjawab, “Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Beliaulah
pembaru abad ini menurut keyakinanku. Wallahu a’lam.”
Pada kesempatan lain, Syaikh bin Baz berkata mengenai Syaikh
Al-Albani, “Al-Albani adalah seorang reformis abad ini dalam ilmu hadits.”
2. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin
Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Yang saya ketahui
tentang syaikh (Al-Albani), dari sela-sela pertemuanku dengannya yang sedikit,
beliau sangat bersemangat dalam mengamalkan sunnah dan memerangi bid’ah, baik
dalam hal akidah maupun amal. Adapun dari sela-sela bacaanku pada
karya-karyanya, aku telah mengetahui hal itu dari beliau. Beliau memiliki ilmu
yang luas dalam bidang ilmu hadits, baik secara riwayat maupun dirayat
(fikihnya). Selain itu, Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah memberikan manfaat
kepada banyak manusia dengan tulisan beliau, dari sisi ilmu, manhaj, dan
kecondongan kepada ilmu hadits. Hal ini tentu merupakan buah yang besar bagi
kaum muslimin. Milik Allah-lah segala pujian. Adapun dari sisi penelitian dan
ketelitian ilmiah dalam bidang hadits, cukuplah engkau dengannya."
Syaikh Ibnu 'Utsaimin juga berkata, "Sesungguhnya Al-Albani
memiliki ilmu yang luas dalam bidang hadits, dirayat dan riwayatnya. Dialah
pakar hadits abad ini.”
3. Syaikh Muhammad Amin Asy-Syinqithi (Penulis kitab Tafsir Adhwa’ul Bayan)
Abdul Aziz al-Haddah mengatakan, “Sesungguhnya Al-‘Allamah (yang
sangat berilmu) Asy-Syinqithi menghormati Syaikh Al-Albani dengan penghormatan
yang luar biasa. Sampai-sampai apabila beliau melihat Syaikh Al-Albani lewat
ketika beliau sedang mengajar di Masjid Nabawi, beliau memutus pelajarannya,
lalu berdiri dan memberinya salam dalam rangka menghargainya.”
4. Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i (Salah satu ulama hadits terkenal)
Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah mengatakan, “Yang saya yakini bahwa
Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, semoga Allah Ta'ala menjaganya,
tergolong pembaru, yang tepat baginya sabda Rasul shallallahu 'alaihi wa
sallam, “Sesungguhnya Allah akan membangkitkan pada pengujung tiap seratus
tahun seseorang yang memperbarui untuk umat ini agamanya.” (HR. Abu Dawud, shahih)
5. Syaikh Muhibuddin Al-Khatib
Syaikh Al-Muhaqqiq Muhibuddin Al-Khatib berkata, “Di antara para da'i
kepada As-Sunnah, yang menghabiskan hidupnya demi bekerja keras untuk
menghidupkannya adalah saudara kami Abu Abdurrahman Muhammad Nashiruddin bin Nuh
Najati Al-Albani".
6. Syaikh Ali Ath-Thanthawi (salah satu ulama hadits terkenal)
Syaikh Ali ath-Thanthawi berkata, “Syaikh Nashiruddin Al-Albani lebih
berilmu dariku dalam permasalahan hadits. Aku menaruh hormat padanya karena
kesungguhannya, semangatnya, dan banyaknya karya tulisnya yang dicetak oleh
saudaraku sekaligus orang tuaku (ucapan penghormatan) Zuhair Asy-Syawisy. Aku
merujuk pada Syaikh Nashiruddin (Al-Albani) dalam permasalahan hadits dan aku
tidak mempertanyakannya karena mengetahui keutamaannya (dalam permasalahan
hadits)
7. Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al-Abbad (Ulama besar sekaligus
Pengajar Masjid Nabawi)
Syaikh ‘Abdul Muhsin bin Hamd al ‘Abbad berkata, “Syaikh Al-‘Allamah
Al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Saya tidak menjumpai orang pada
abad ini yang menandingi kedalaman penelitian haditsnya”.
8. Syaikh Dr. Bakr bin Abdillah Abu Zaid (Anggota komisi Fatwa Saudi
Arabia)
Syaikh Dr. Bakr bin ‘Abdillah Abu Zaid, berkata ketika membantah
ucapan Muhammad Ali Ash-Shabuni, “Ini merupakan kejahilan yang sangat dan
pelecehan yang keterlaluan, karena kehebatan ilmu Al-Albani dan perjuangannya
membela sunnah dan ‘aqidah salaf sangat populer dalam hati para ahli ilmu.
Tidak ada yang mengingkari hal itu kecuali musuh yang jahil”.
9. Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh
Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh rahimahullah pernah menyebut
Al-Albani dengan pujian, “Beliau adalah Ahli Sunnah, pembela kebenaran dan
musuh yang menghantam para pengikut kebatilan.”
10. Syaikh Dr. Muhammad Al-Mushthafa Al-A'zhami (ahli hadits dari
India)
Syaikh Dr. Muhammad al Mushthafa al A’zhami berkata, “Bila Syaikh
(Al-Albani) berbeda hukum denganku dalam masalah shahih dan dha’ifnya hadits,
maka saya menetapkan pendapatnya, karena saya percaya kepadanya, baik dari segi
ilmu dan agama”.
11. Syaikh Abdush Shamad Syarafuddin (Ahli hadits sekaligus Pengedit
Kitab Sunan Kubra karya Imam An-Nasa'i)
Syaikh Abdush Shamad Syarafuddin, pernah menulis surat kepada
Al-Albani rahimahullah sebagai berikut, “Telah sampai sepucuk surat kepada
Syaikh ‘Ubaidullah Ar-Rahmani, ketua Jami’ah As-Salafiyah dan penulis Mir’aah
al Mafaatih Syarah Misykah Al-Mashahib sebuah pertanyaan dari lembaga fatwa
Riyadh Saudi Arabia tentang hadits yang sangat aneh lafaznya, agung maknanya dan
memiliki korelasi erat dengan zaman kita. Maka, seluruh ulama di sini semua
bersepakat untuk mengajukan pertanyaan tersebut kepada seorang ahli hadits yang
paling besar abad ini, yaitu Syaikh Al-Albani rahimahullah, ‘alim Rabbani”
12. Syaikh Humud bin Abdullah At-Tuwaijiri
Syaikh Humud bin Abdullah At-Tuwaijiri berkata, “Sekarang ini al
Albani menjadi tanda atas sunnah. Mencela beliau berarti mencela sunnah”.
13. Syaikh Abdullah Ad-Duwaisy
Asy-Syaikh Abdullah Ad Duwaisy berkata,
“Sejak beberapa kurun saya tidak pernah melihat orang semisal Syaikh Nashir
(Al-Albani) yang banyak meluangkan waktu dan tenaga untuk melakukan tahqiq. Dan
setelah As-Suyuthi sampai zaman kita sekarang ini belum ada orang yang
mentahqiq ilmu hadits dengan upaya sebesar ini kecuali Syaikh Nashir
(Al-Albani)”.
Dan masih banyak lagi ‘ulama-‘ulama yang memuji beliau
rahimahullah.
Adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada kedengkian,
tidak suka dengan dakwah salaf, tidak suka dengan kebenaran, sangatlah membenci
Syaikh Al-Albani. Padahal Syaikh Al-Albani sangatlah ‘alim, ahli hadits dan
orang yang berpegang teguh di atas Al-Quran dan Sunnah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Mereka menuduh Syaikh Al-Albani tidak ada guru, suka mencela
‘ulama, tidak menghormati ‘ulama, mudah mensahihkan dan mendaifkan hadits dan
lain sebagainya. Itu adalah tuduhan tanpa bukti. Syaikh Al-Albani memiliki
banyak guru, sangat menghormati ‘ulama, bahkan di dalam kitab-kitab beliau juga
sering membawakan pendapat ‘ulama-‘ulama. Keahlian hadits beliau sudah
dijelaskan oleh beberapa ‘ulama di atas.
Bagaimanapun juga, sumbangsih beliau rahimahullah untuk umat
tidak diragukan lagi. Kitab-kitab beliau yang fenomenal seperti Shifat Sholat
Nabi dan berbagai Kitab takhrij hadits menjadi rujukan banyak ‘ulama dan
universitas di berbagai belahan dunia. Namanya juga manusia biasa, meskipun
seorang ‘ulama pun tetap saja ada yang membencinya.
Kita tidak taklid buta dengan Syaikh Al-Albani, kita juga
mengutip pendapat ‘ulama hadits yang lain. Kita hanya taklid kepada kebenaran
dari Al-Quran dan As-Sunnah. Kalau ada ulama yang berpendapat sesuai dengan
Al-Quran dan Sunnah sesuai dengan pemahaman yang benar maka kita wajib
mengikutinya, ulama mana pun dia. Yang tidak sesuai dengan itu maka kita wajib
menolaknya.
Kalau mau melihat bagaimana Syaikh Al-Albani silahkan lihat
kitab-kitab beliau. Silahkan bandingkan juga pendapat beliau dalam menilai
hadits dengan ulama-ulama hadits lainnya. Kita bisa lihat bagaimana lihainya
dan ahlinya Syaikh Al-Albani dalam meneliti sebuah hadits. Namun bagaimana pun
juga Syaikh Al-Albani adalah manusia biasa, seorang ‘ulama juga
manusia.Terkadang Syaikh Al-Albani salah dalam menilai suatu hadits, dalam
berpendapat, dalam berfatwa, itu adalah wajar sebagai manusia biasa.
Semua ulama tidak ada yang sempurna, setiap ulama pasti
pernah melakukan kesalahan. Akan tetapi apakah dikarenakan kesalahan beliau
yang bisa dihitung dengan jari lantas kita abaikan kebenaran dan kebaikan
beliau yang sangat banyak? Apakah karena beberapa kesalahan beliau kita lantas
mengabaikan kontribusi beliau yang sangat besar untuk umat ini? Semoga Allah
memberi hidayah kepada para pembenci Syaikh Al-Albani dan memberi kita hidayah
untuk mencintai ‘ulama-‘ulama yang tegak di atas sunnah Rasulullah dan dapat mengikuti
jejak-jejak mereka.
Di usia 85 tahun, beliau sering mengalami sakit hingga beberapa kali
masuk rumah sakit. Di akhir-akhir masanya, Syaikh Al-Albani rahimahullah dibawa
ke rumah sakit di Yordania untuk menjalani perawatan yang intensif. Pada hari
Sabtu 21 Jumadil Akhir 1420 Hijriyah bertepatan dengan 2 Oktober 1999 Masehi
setelah shalat Isya, beliau menghembuskan nafas terakhirnya. ‘Ulama sekaligus
mujaddid umat ini pun wafat. Lebih dari 5.000 orang berdatangan kemudian
menyalati dan mengiringi penguburan jenazah Syaikh Al-Albani rahimahullah. Semoga
Allah mengampuni Syaikh Al-Albani, merahmati beliau, dan membalas
kebaikan-kebaikan beliau dengan surga-Nya.
Semoga bermanfaat.
Diselesaikan pada 5 Rabiul Akhir 1439 Hijriyah/23 Desember
2017 Masehi.
EmoticonEmoticon