Benarkah Nabi Musa Menampar Malaikat Maut? |
AlQuranPedia.Org – Di antara konsekuensi keimanan kita
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mengimani dan
mempercayai apa yang beliau sampaikan. Karena setiap yang beliau ucapkan dan
perbuat adalah wahyu dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
dan
tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (Q.S.
An-Najm : 3-4)
Mengenai kisah Nabi Musa ‘alaihissalam menampar malaikat
Maut, apakah ini benar? Jawabannya adalah benar.
Kisah ini diriwayatkan oleh banyak ahli hadits, di antaranya adalah
Asy-Syaikhain, yakni Al-Imam Bukhari dan Al-Imam Muslim rahimahumallah. Kisah
ini dinilai shahih oleh para ulama hadits sejak dulu sampai sekarang. Hanya
orang-orang yang aqidahnya menyimpang dan tidak mengerti hadits saja yang
menolak hadits ini.
Adapun haditsnya diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Malaikat maut diutus untuk mendatangi Musa 'alaihissalam. Ketika
sampai di tempatnya Musa, beliau memukul malaikat itu, sampai lepas matanya.
Kemudian Malaikat ini kembali menemui Rabbnya. Beliau mengadu, “Engkau
mengutusku untuk menemui hamba yang tidak menghendaki kematian.”
Kemudian Allah mengembalikan matanya, dan berfirman,
“Kembali temui Musa, sampaikan kepadanya, ‘Silahkan dia letakkan
tangannya di punggung sapi, maka usia Musa akan ditambahkan sejumlah bulu yang
ditutupi tangannya, setiap satu bulu dihitung satu tahun.’
Musa bertanya,
“Wahai Rabbku, lalu setelah itu apa yang terjadi?”
Allah menjawab,
“Setelah itu, mati.”
Musa berkata,
“Kalau begitu, sekarang saja.”
Lalu Musa memohon kepada Allah agar didekatkan ke tanah suci (Baitul
Maqdis), sejauh lemparan sebuah batu."
(HR. Bukhari 1339,
Muslim 6297, dan yang lainnya)
Mengenai alasan dan penjelasan hadits ini dijelaskan banyak ulama
seperti Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dan Imam Nawawi.
Al-Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan hadits ini di
dalam kitab fenomenal beliau, Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari:
"Ibnu Khuzaimah mengatakan bahwa sebagian ahli bid’ah mengingkari
hadits ini. Jika Musa tahu bahwa itu Malaikat, berarti Musa menghina Malaikat
maut. Jika beliau tidak tahu bahwa itu Malaikat, mengapa Musa tidak diqishas
karena telah merusak mata orang?
Jawaban untuk pertanyaan di atas,
Bahwa Allah tidaklah mengutus malaikat maut untuk menemui Musa agar
dia mencabut nyawa Musa ketika itu. Namun beliau mengutus malaikat maut kepada
Musa untuk menguji. Sementara Musa memukul malaikat maut, karena beliau melihat
ada manusia yang masuk ke rumahnya tanpa izin, dan Musa tidak tahu bahwa itu
malaikat maut. Dan syariat membolehkan orang untuk merusak mata orang lain yang
mengintip rumahnya atau melihat isi rumahnya tanpa izin.
Dulu ada malaikat yang datang menemui Nabi Ibrahim dan Nabi Luth dalam
rupa manusia. Namun mereka (Ibrahim dan Luth), awalnya tidak mengenalnya. Andai
Ibrahim tahu bahwa 2 orang itu adalah Malaikat, tentu Ibrahim tidak akan menyuguhkan
makanan untuk mereka. Dan andai Luth tahu bahwa itu adalah malaikat, tentu Luth
tidak perlu mengkhawatirkan mereka dari kejahatan kaumnya.
Ulama yang lain mengatakan, Musa menampar malaikat maut, karena beliau
datang untuk mencabut nyawa Musa tanpa memberikan pilihan kepada Musa. Sebab
disebutkan dalam riwayat yang shahih, para nabi tidak akan dicabut nyawanya,
sampai dia diberi kesempatan memilih untuk mati atau tetap hidup. Karena itu,
ketika Musa diminta untuk memilih pada kesempatan yang kedua, beliau mau
menerimanya. (Fathul Bari, 6/442)
Jadi kisah nabi Musa menampar malaikat
Maut adalah kebenaran, wajib kita yakini dan tidak menentangnya. Adapun alasan
dan penjelasan kita serahkan kepada para ulama yang lebih mengerti hal
tersebut. Wallahu a’lam.
Sumber: konsultasisyariah.com
Semoga bermanfaat.
Diselesaikan pada 3 Dzulhijjah 1439
Hijriyah/15 Agustus 2018 Masehi.
EmoticonEmoticon