22 Hadits Tentang Adzan |
Pada tulisan kali ini blog Al-Quran Pedia akan membahas
mengenai hadits-hadits yang beraitan dengan adzan. Simak selengkapnya di bawah
ini.
1
Dari Mu’awiyah radhiyallahu anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Sesungguhnya para muadzin adalah orang yang paling panjang
lehernya pada hari Kiamat.” (HR. Muslim)
2
Dari ‘Abdurrahman
bin ‘Abdillah bin ‘Abdirrahman bin Abi Sha’sha’ah Al-Anshari kemudian Al-Mazini
dari ayahnya, dia mengabarkan bahwa Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu
berkata kepadanya, “Sungguh aku melihat engkau menyukai kambing dan gurun
(pedalaman). Jika engkau berada di antara kambingmu atau di gurunmu, maka
adzanlah untuk shalat dan keraskanlah suaramu dengan seruan itu. Karena
sesungguhnya tidaklah jin, manusia, dan lain-lain mendengar suara muadzin
melainkan mereka akan memberikan kesaksian baginya di hari Kiamat.” Abu Sa’id
melanjutkan, “Aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
(HR. Bukhari dan An-Nasa'i)
3
Dari ‘Abdullah bin Zaid bin ‘Abdi Rabbih radhiyallahu 'anhu, dia
berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah sepakat untuk
menabuh lonceng, padahal beliau membencinya karena menyerupai kaum Nasrani, aku
bermimpi berpapasan dengan seorang pria di malam hari. Ia mengenakan dua
pakaian hijau sambil membawa lonceng. ‘Aku berkata kepadanya, “Wahai hamba
Allah, apakah engkau menjual lonceng?” Ia bertanya, “Apakah yang kau perbuat
dengannya?” Aku menjawab, “Kami menggunakannya untuk menyeru shalat.” Dia
berkata, “Maukah kau kutunjuki (cara) yang lebih baik dari itu?” Aku berkata:
“Tentu.” Dia berkata, “Katakanlah:
أَللهُ أَكْبَرُ
أَللهُ أَكْبَرُ، أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ
اِلهَ إِلاَّ اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ إِلاَّ الله.
أَشهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله، أَشهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله.
حَيَّ عَلَى
الصَّلاَةِ، حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ.
حَيَّ عَلَى
الْفَلاَحِ، حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ.
أَللهُ أَكْبَرُ
أَللهُ أَكْبَرُ. لاَ اِلهَ إِلاَّ الله.
Agak lama kemudian dia melanjutkan, “Kemudian jika engkau hendak
mendirikan shalat (mengumandangkan iqamat) engkau mengucapkan:
أَللهُ أَكْبَرُ
أَللهُ أَكْبَرُ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ
اِلهَ إِلاَّ الله، أَشهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله.
حَيَّ عَلَى
الصَّلاَةِ، حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ.
قَدْ قَامَتِ
الصَّلاَةُ، قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ.
أَللهُ أَكْبَرُ
أَللهُ أَكْبَرُ، لاَ اِلهَ إِلاَّ الله.
Ketika pagi tiba, aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan kuberitahukan kepada beliau tentang apa yang telah kulihat (dalam
mimpi). Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya
ini adalah mimpi yang benar insya Allah.” Kemudian beliau menyuruh adzan. Dan
Bilal budak yang dimerdekakan oleh Abu Bakar mengumandangkan adzan dengan
(lafazh tersebut). (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad, hadits ini hasan
shahih)
4
Dari Abu Mahdzurah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengajarinya adzan, di dalamnya terdapat lafazh, “Hayya ‘alal falaah,
hayya ‘alal falaah. Ash-Shalatu khairun minan nauum, Ash shalatu khairun minan
nauum.” Pada (adzan) awal Shubuh. (Lalu dilanjutkan dengan) “Allaahu akbar,
Allaahu akbar. Laa ilaaha illallaah.” (HR. An-Nasa'i, hadits ini shahih)
5
Dari Jabir bin Samurah radhiyallahu 'anhu, dia berkata, “Bilal adzan
jika matahari telah tergelincir, dan dia tidak mengurangi (sedikit pun dari
lafazh adzan). Dan dia tidak iqamat hingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
keluar. Jika beliau keluar, maka dia mengumandangkan iqamat ketika melihatnya.”
(HR. Muslim, Abu Dawud dan Ahmad)
6
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Sesungguhnya Bilal adzan di malam hari, maka makan dan
minumlah kalian sampai Ibnu Ummi Maktum adzan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
7
Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma menceritakan, "Kaum muslimin,
dahulu ketika datang ke Madinah berkumpul, lalu memperkirakan waktu shalat,
tanpa ada yang menyerunya. (Hingga) pada suatu hari, mereka berbincang-bincang
tentang hal itu. Sebagian mereka berkata “gunakan saja lonceng seperti lonceng
Nashara”. Dan sebagian menyatakan “gunakan saja terompet seperti terompet
Yahudi”. Maka Umar berkata: “Tidakkah kalian mengangkat seseorang untuk menyeru
shalat?” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Wahai, Bilal.
Bangun dan serulah untuk shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
8
Dari Malik bin Al-Huwairits radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Aku
mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama beberapa orang dari
kaumku, kemudian kami tinggal di sisinya selama 20 hari. Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam seorang yang dermawan dan sangat lemah lembut. Ketika Beliau
melihat kerinduan kami kepada keluarga, maka Beliau berkata : “Pulanglah kalian
dan tinggallah bersama mereka, dan ajarilah mereka (agama Islam) serta
shalatlah kalian. Apabila datang waktu shalat, maka hendaklah salah seorang
dari kalian beradzan. Dan orang yang paling dituakan mengimami shalat kalian”.
(HR. Bukhari dan Muslim)
9
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Tidak ada
tiga orang di satu desa yang tidak ada adzan dan tidak ditegakkan pada mereka
shalat, kecuali setan akan memangsa mereka." (HR. Ahmad)
10
Di dalam hadits Abu Qatadah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan Bilal. "Sesungguhnya Allah mencabut ruh-ruh kalian kapan
(Dia) suka, dan mengembalikannya kapan (Dia) suka. Wahai, Bilal! Bangun dan
beradzanlah untuk shalat." (HR. Bukhari)
11
Seorang wanita dari Bani Najjar menyatakan, "Rumahku, dahuku
termasuk rumah yang tertinggi di sekitar masjid (nabawi), dan Bilal, dulu
beradzan fajar di atas rumah tersebut." (HR. Abu Dawud dan dihasankan
Syaikh Al-Albani dalam Irwa’ Al-Ghalil)
12
Dari Abu Juhaifah radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Aku melihat
Bilal beradzan dan memutar mulutnya ke sana dan ke sini serta kedua jarinya di
telinganya." (HR. Ahmad dan Tirmidzi. Imam Tirmidzi mengatakan, bahwa
hadits ini hasan shahih. Syaikh Al-Albani menshahihkannya di dalam Irwa’
Al-Ghalil)
13
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah
mendengar suara muadzin bagi jin dan manusia serta (segala) sesuatu, kecuali
memberikan kesaksian untuknya pada hari Kiamat. (HR. Bukhari)
14
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Jika kalian mendengar adzan, maka
jawablah seperti yang disampaikan muadzin”. (HR. Bukhari dan Muslim)
15
Tsa’labah bin Abi Malik menceritakan, "Mereka dahulu
berbincang-bincang pada hari Jum’at dan Umar duduk di atas mimbar. Jika muadzin
selesai adzan, maka Umar bangun dan tak seorangpun berbicara. (HR. Asy-Syafi’i
dalam Al-Umm, dan dishahihkan An-Nawawi, sebagaimana dijelaskan Syaikh Albani
dalam Tamamul Minnah, hlm. 339)
16
Di dalam riwayat lain, Tsa’labah bin Abi Malik berkata, "Aku
menjumpai Umar dan Utsman; jika seorang imam keluar (menuju masjid), maka kami
meninggalkan shalat, dan bila berbicara (berkhutbah), maka kami meninggalkan
perbincangan. (HR. Ibnu Abi Syaibah dan dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam
Tamamul Minnah, hlm. 340)
17
Dari 'Abdullah bin 'Amru bin Al-‘Ash radhiyallahu 'anhuma, ia
mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian mendengar
muadzin, maka jawablah seperti apa yang ia katakan, kemudian bershalawatlah
untukku, karena barangsiapa yang bershalawat untukku, maka Allah akan
bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian mintakanlah kepada Allah untukku
al-wasilah, karena ia adalah satu kedudukan di surga yang tidak sepatutnya,
kecuali untuk seorang hamba Allah; dan aku berharap, (bahwa) akulah ia.
Barangsiapa yang memohonkan untukku al wasilah, maka akan mendapat syafaatku.
(HR Muslim)
18
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia menceritakan bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Apabila diserukan adzan
untuk shalat, syaitan pergi berlalu dalam keadaan ia kentut hingga tidak
mendengar adzan. Bila muadzin selesai mengumandangkan adzan, ia datang hingga
ketika diserukan iqamat ia berlalu lagi.” (HR. Bukhari no. 608 dan Muslim no.
1267)
19
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Seandainya orang-orang mengetahui
besarnya pahala yang didapatkan dalam adzan dan shaf pertama kemudian mereka
tidak dapat memperolehnya kecuali dengan undian niscaya mereka rela berundi
untuk mendapatkannya.” (HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no. 980)
20
Ibnu ’Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, ”Diampuni bagi muadzin pada akhir adzannya. Dan
setiap yang basah atau pun yang kering yang mendengar adzannya akan memintakan
ampun untuknya.” (HR. Ahmad 2: 136. Syaikh Ahmad Syakir berkata bahwa sanad
hadits ini shahih)
21
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan para imam dan muadzin, ”Ya Allah
berikan kelurusan bagi para imam dan ampunilah para muadzin.” (HR. Abu Dawud
no. 517 dan Tirmidzi no. 207. Hadits ini dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam
Al-Irwa’ no. 217)
22
Dari 'Aisyah
radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Imam adalah penjamin sedangkan muadzin
adalah orang yang diamanahi. Semoga Allah memberikan kelurusan kepada para imam
dan memaafkan paramuadzin.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya no.1669, dan
hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib
no. 239)
Itulah berbagai hadits yang menyebutkan tentang adzan. Semoga menambah
wawasan dan pengetahuan kita.
Semoga bermanfaat.
Diselesaikan pada 2 Dzulhijjah 1439 Hijriyah/14 Agustus 2018 Masehi.
EmoticonEmoticon