Kedudukan Isa di Islam |
Al-QuranPedia.Org - Orang-orang Kristen menjadi ‘Isa
‘alaihissalam sebagai tuhan dan anak tuhan. Orang-Orang Kristen telah
menjadikan ‘Isa sesuatu yang dia sendiri pun tidak ridho dengan hal tersebut,
terlebih-lebih lagi Allah Tabaraka Wa Ta’ala. Mereka menjadikan tandingan bagi
Allah ‘Azza Wa Jalla. Mereka menyebut ‘Isa adalah Allah, mereka menyebut ‘Isa
adalah anak Allah dan salah seorang dari yang tiga (Trinitas). Perkataan ini
sejatinya sudah dijelaskan Al-Quranul Karim.
Sesungguhnya
kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari
yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang
Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti
orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. (Q.S.
Al-Maa’idah : 73)
Pada ayat lain Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah
Al-Masih putera Maryam", padahal Al-Masih (sendiri) berkata: "Hai
Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang
penolongpun. (Q.S. Al-Maa’idah : 72)
Pada tulisan kali ini kita akan menjelaskan kedudukan ‘Isa
dengan yang sebenar-benarnya. Simak selengkapnya.
‘Isa ‘alaihissalam
bukanlah tuhan dan bukanlah anak tuhan
Orang-orang
Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani
berkata: "Al-Masih itu putera Allah." Demikianlah itu ucapan mereka
dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu.
Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling? (Q.S. At-Taubah :
30)
Pada ayat lain Allah Ta’ala berfirman,
Dan
(ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu
mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan
selain Allah?." Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut
bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah
mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku
tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha
Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib." Aku tidak pernah mengatakan kepada
mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu:
"Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi
terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan
aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas
segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah
hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Al-Maa’idah : 116-118)
Nabi ‘Isa
‘alaihissalam adalah seorang manusia biasa, beliau makan dan minum sepertimana
manusia. Beliau adalah manusia biasa yang diberi nikmat kenabian oleh Allah
Tabaraka Wa Ta’ala sebagaimana para nabi/rasul lainnya
Al-Masih
putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu
sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya
biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka
(ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana
mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu). (Q.S. Al-Maa’idah :
75)
Nabi ‘Isa
‘alaihissalam adalah nabi dan rasul Allah Ta’ala
Berkata
Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan
Dia menjadikan aku seorang nabi, (Q.S. Maryam : 30)
Pada ayat lain Allah Ta’ala berfirman,
Wahai
Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu
mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, Isa putera
Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang
disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka
berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan:
"(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik
bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai
anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah
menjadi Pemelihara. (Q.S. An-Nisaa’ : 171)
Ayat lainnya,
Dan
(sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka):
"Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda
(mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung;
kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan
aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit
sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan
kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya
pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika
kamu sungguh-sungguh beriman. (Q.S. Ali ‘Imran : 49)
Lalu bagaimana dengan mukjizat Nabi ‘Isa lahir tanpa ayah? Itu
mudah bagi Allah, sebagaimana Allah Ta’ala menciptakan Adam tanpa ayah dan ibu.
Allah hanya berkata, “kun”, maka terjadilah sesuai yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya
misal (penciptaan) ‘Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah
menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya:
"Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. (Q.S. Ali ‘Imran : 59)
Lalu bagaimana dengan ayat bahwa ‘Isa tahu kapan hari
Kiamat?
Dan
sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat.
Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah
jalan yang lurus. (Q.S. Az-Zukhruf : 61)
Sepertinya kita sepakat bahwa para nabi
telah menyampaikan berita tentang hari Kiamat, tanda-tandanya dan bagaimana
terjadinya. Itu semua adalah pengetahuan yang didapat melalui wahyu dari Allah
Jalla Jalaluh. Hal itu juga pernah disampaikan Nabi Nuh ‘alaihissalam dan para
nabi lainnya. Bedanya adalah kelak Nabi ‘Isa akan turun kembali ke muka bumi
(kali kedua) untuk menjelaskan kepada kaum Kristen/Nasrani bahwa dia bukanlah
tuhan. Turunnya beliau di Damaskus kelak merupakan pertanda datangnya hari
Kiamat. Itulah yang dimaksud ayat di atas.
Lalu bagaimana dengan ayat pengangkatan ‘Isa ke langit?
Tetapi
(yang sebenarnya), Allah telah mengangkat ‘Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. An-Nisaa’ : 158)
Perhatikan ayat di atas, “Allah telah
mengangkat ‘Isa”. Jadi Nabi ‘Isa bukan dengan kemampuannya sendiri terangkat ke
langit. Akan tetapi Allah-lah yang mengangkat beliau ke langit. Jadi bukan ‘Isa
yang berkuasa, akan tetapi Allah-lah Yang Maha Kuasa. Memang ‘Isa saat ini
belum wafat, beliau saat ini di langit. Kelak beliau akan turun kembali ke bumi
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Kesimpulannya, kedudukan ‘Isa di Islam dan yang sebenarnya
adalah beliau seorang manusia biasa yang diberi nikmat kenabian. Beliau adalah
nabi sekaligus rasul Allah Tabaraka Wa Ta’ala. Sebagaimana para rasul lainnya,
‘Isa juga diberikan mukjizat oleh Allah untuk membenarkan ajaran tauhid yang
dibawanya. Beliau memang dapat menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang
sakit, membuat burung dari tanah dan sebagainya. Tapi itu semua dilakukan atas
izin Allah alias ‘Isa tidak punya kemampuan apa-apa tentang hal itu. Akan
tetapi sayangnya umat Kristen meyakini hal itu sebagai salah satu bentuk bahwa
‘Isa (Yesus) itu tuhan. Nabi ‘Isa saat ini belum wafat dan berada di langit.
Kelak beliau akan turun kembali ke bumi sebagai pertanda hari Kiamat, membunuh
Dajjal dan juga meluruskan ajaran umat Kristen yang sudah membelot 360 derajat.
Beliau akan turun sebagai umatnya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (umat
Islam). Beliau bukanlah tuhan dan bukanlah anak tuhan. Itulah keyakinan yang
benar mengenai ‘Isa ‘alaihissalam, bukan seperti keyakinan orang Kristen saat
ini.
Semoga pembahasan ini bermanfaat bagi kita semua.
Diselesaikan pada 3 Rajab 1438 Hijriyah/31 Maret 2017
EmoticonEmoticon