Biografi Ustadz Abu Yahya Badrusalam |
AlQuranPedia.Org – Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc lahir pada tanggal 27 April 1976 di desa Kampung Tengah, Cileungsi,
Bogor, Jawa Barat, tempat di mana studio Radio Rodja berdiri. Beliau adalah
lulusan S1 Fakultas Hadits di Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia. Beliau
menamatkannya pada tahun 2001 Masehi. Beliau sudah menikah dan sudah memiliki
anak. Sebenarnya nama beliau hanyalah Badrusalam saja, namun sebagaimana
kebiasaan para ulama bahwa mereka memiliki nama kunyah, sama halnya dengan
Ustadz Badrusalam. Adapun kunyah beliau “Abu Yahya”. Namun uniknya beliau tidak
memiliki anak laki-laki yang bernama Yahya. Ini berbeda dengan beberapa ulama
dan asatidz kita yang mana mereka menggunakan nama anak mereka sebagai kunyah,
seperti Ustadz Yazid yang memiliki kunyah Abu Fathi (karena anak beliau namanya
Fathi), Ustadz Firanda Andirja yang berkunyah Abu Abdil Muhsin (karena anak
beliau namanya Abdul Muhsin), Syaikh Al-Albani yang berkunyah Abu Abdirrahman
(karena anak beliau namanya Abdurrahman) dan ulama-ulama lainnya
Ketika ditanya tentang hal ini, Ustadz
Badrusalam menjawab bahwa beliau terinspirasi dari suatu kisah tentang penamaan
Abu Yahya terhadap salah seorang sahabat, yakni Shuhaib radhiyallahu ‘anhu.
Begini kisahnya.
Dari Umar bin Al-Khoththob -radhiyallahu anhu- bahwa ia berkata kepada
Shuhaib,
إِنَّكَ لَرَجُلٌ
لَوْلاَ خِصَالٌ ثَلاَثَةٌ ، قَالَ : وَمَا هُنَّ ؟ قَالَ : اكْتَنَيْتَ وَلَيْسَ
لَكَ وَلَدٌ ، وَانْتَمَيْتَ إِلَى الْعَرَبِ وَأَنْتَ رَجُلٌ مِنَ الرُّومِ ،
وَفِيكَ سَرَفٌ فِي الطَّعَامِ . قَالَ : يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ ، أَمَّا
قَوْلُكَ : اكْتَنَيْتَ وَلَيْسَ لَكَ وَلَدٌ فَإِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَنَّانِي أَبَا يَحْيَى ، وَأَمَّا قَوْلُكُ :
انْتَمَيْتَ إِلَى الْعَرَبِ وَأَنْتَ رَجُلٌ مِنَ الرُّومِ فَإِنِّي رَجُلٌ مِنَ
النَّمِرِ بْنِ قَاسِطٍ اسْتُبِيتُ مِنَ الْمَوْصِلِ بَعْدَ أَنْ كُنْتُ غُلاَمًا
قَدْ عَرَفْتُ أَهْلِي وَنَسَبِي ، وَأَمَّا قَوْلُكَ : فِيكَ سَرَفٌ فِي
الطَّعَامِ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ : إِنَّ خَيْرَكُمْ مَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ.
“Sesungguhnya engkau adalah seorang yang lelaki (yang hebat), andaikan
bukan karena tiga perkara”. Shuhaib bertanya, “Apa tiga hal itu?” Umar berkata,
“Engkau berkun-yah (menggunakan nama sapaan), sedang kau tidak memiliki anak.
Kau menisbahkan diri kepada bangsa arab, sedang engkau termasuk orang Romawi
dan pada dirimu terdapat sikap berlebihan dalam memberi makan”.
Shuhaib berkata, “Wahai Amirul mukminin; adapun ucapanmu, ”Engkau berkun-yah (menggunakan nama
sapaan), sedang kau tidak memiliki anak”, maka sesungguhnya Rasulullah -shallallahu
alaihi wa sallam- telah memberikan kun-yah bagiku dengan “Abu Yahya” (Bapaknya
Yahya). Adapun ucapanmu, ” Kau menisbahkan diri kepada bangsa arab, sedang
engkau termasuk orang Romawi”, maka sesungguhnya aku berasal dari suku An-Namir
bin Qosith. Aku pernah di tawan dari negeri Maushil setelah aku menjadi remaja
yang telah mengenal keluarga dan nasabku. Adapun ucapanmu, “…pada dirimu
terdapat sikap berlebihan dalam memberi makan”, maka sungguh aku pernah
mendengarkan Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
إِنَّ خَيْرَكُمْ
مَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ.
“Sesungguhnya orang terbaik diantara
kalian adalah orang yang memberi makan”. [HR.
Ibnu Sa’ad dalam Ath-Thobaqot (3/227) Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (no. 7739)
Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir (7310), dan lainnya. Hadits ini dinilai hasan shahih
oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam dalam Shohih At-Targhib (no.
948)]
Sebagaimana disebutkan pada kisah di
atas, bahwa Shuhaib radhiyallahu ‘anhu tidak memiliki anak, tetapi dia memiiki
kunyah Abu Yahya yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Jadi Ustadz Badrusalam berkunyah dengan “Abu Yahya” dengan alasan kisah
tersebut, terlebih-lebih lagi kunyah Abu Yahya itu merupakan pemberian dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana yang disebutkan dalam kisah.
CATATAN : Nama kunyah
tidak harus menggunakan nama anak sebagaimana kisah di atas. Karena ada
beberapa sahabat dan ulama yang berkunyah bukan dengan nama anaknya, seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq, Ummu 'Abdillah 'Aisyah, Abu Hafsh Umar bin Khattab, Abu Hurairah, Syaikhul Islam Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyyah, Syaikh Abu Ishaq Al-Huwainy, dan lain-lain.
Ustadz Badrusalam sangat piawai dalam
berceramah, ilmu beliau sangatlah luas dan dalam. Ketika beliau berbicara
beliau seringkali membawakan perkataan ulama di sela-sela penyebutan Al-Quran
dan Hadits. Beliau menyebutkan isi kitab tersebut, nama kitabnya dan siapa
penulisnya. Terlebih lagi kalau membahas hadits, maka beliau sangat kompeten di
bidang ini, ditambah lagi beliau alumni Fakultas Hadits di Universitas Islam
Madinah. Ketika beliau menyebutkan perselisihan para ulama tentang suatu
hadits, beliau akan menjelaskan hadits itu siapa saja yang mempertentangkannya,
siapa-siapa saja ulamanya dan kemudian menyimpulkan mana yang lebih rojih
(kuat) pendapatnya.
Beliau juga memiliki hubungan keluarga
dengan Fadhilatul Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Ustadz Yazid Jawas
merupakan kakak ipar dari Ustadz Badrusalam. Diceritakan oleh Ustadz Badrusalam
bahwa Ustadz Yazid berkata kepada Ustadz Badrusalam agar jangan taklid
kepadanya, akan tetapi taklid lah kepada Al-Quran dan Sunnah. Inilah adab
ulama, tidak mengajarkan fanatik terhadap siapapun melainkan kepada Allah dan
Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pendidikan
1. Pondok Pesantren Al Irsyad Tengaran
2. S1 Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia, tamat
pada tahun 2001
Guru-Guru
Ustadz Badrusalam hafidzhahullah menimba
ilmu kepada banyak masyaikh. Di antaranya adalah:
1. Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad Al-Badr, belajar kitab Sunan An-Nasai
dan sebagian Sunan Abu Dawud
2. Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al Abbad Al-Badr, belajar Kitab
At-Tauhid, Mandzumah Haiyah
3. Syaikh Muhammad bin Khalifah At Tamimi, belajar Hamawiyah Kubra dan
sebagian kitab Al-Aqidah At-Tadmuriyah.
4. Syaikh Nashir Al-Faqihi, belajar sebagian kitab As-Sunnah Ibnu Abi
‘Ashim.
5. Masyaikh yang mengajar di fakultas
hadits Universitas Islam Madinah dan lain-lain.
Kegiatan Sehari-Hari
1. Pembina dan pengasuh Radio Rodja
2. Pengisi Rodja TV, Safdah TV dan TV sunnah yang lain
3. Pengajar di Ma’had Takhassus ‘Ulum Syar’iyyah, Cileungsi, Bogor,
Jawa Barat
4. Penasehat di Al Minhaj Islamic Boarding School, Tamansari, Bogor,
Jawa Barat
5. Pengisi beberapa kajian rutin dan majelis
ta’lim di daerah Cileungsi dan sekitarnya
Karya-Karya
1. Buku berjudul “Keindahan Islam dan Perusaknya”, Penerbit: Pustaka
Al Bashirah
2. Buku berjudul “Kunci Memahami Hadits Nabi“, Penerbit: Pustaka Al
Bashirah
3. Buku berjudul “Meniti Jalan Kebenaran, Solusi Kebingungan di Tengah
Keanekaragaman Pemikiran “, Penerbit: Pustaka Al Bashirah
4. Buku berjudul “Menyelami Samudera Basmalah“, Penerbit: Pustaka
Darul Ilmi
5. Buku berjudul “Panduan Hidup Di Akhir Zaman“, Penerbit: Pustaka Al
Bashirah
6. Buku berjudul “Pengaruh Niat dalam Kehidupan“, Penerbit: Pustaka Al
Bashirah
7. Buku berjudul “Sebaik-baik Kamu yang Mempelajari al-Qur’an dan
Mengajarkannya“, Penerbit: Pustaka Al Bashirah
8. Berbagai tulisan di beberapa majalah
dan website islami (seperti Muslim.Or.Id dan lainnya)
Media Sosial
Beliau memiliki akun media sosial yang
aktif, yakni
Website : CintaSunnah.com
Facebook : Badru Salam
Instagram : ub_cintasunnah
Twitter : UB_CintaSunnah
Tulisan dikutip dari
berbagai sumber
Itulah biografi singkat Al-Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc
hafidzhahullah. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita.
Diselesaikan pada 11 Dzulqaidah 1439 Hijriyah/24 Juli 2018
Masehi.
EmoticonEmoticon